Perang Tarif dengan Grab & Gojek, Maxim Akan Bertemu Kemenhub

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
19 December 2019 17:36
Setelah digeruduk oleh sejumlah driver Grab dan Gojek, operator ojek online Maxim akan bertemu dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas tarif.
Foto: maxim. (IG: maxim)
Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah digeruduk oleh sejumlah driver Grab dan Gojek, operator ojek online Maxim akan bertemu dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas tarif.

"Maxim akan berencana bertemu dengan dinas perhubungan pusat mengenai perubahan tarif atas / tarif bawah," ujar Humas Maxim Maria Pukhova dalam keterangannya Kamis (19/12/2019).

Maria mengatakan bahwa Maxim memiliki ide untuk membuat tarif ojol tersebut lebih adil untuk semua orang. "Itulah sebabnya tarif bawah dan tarif atas di setiap propinsi, harus menyesuaikan dengan UMR di setiap provinsi.

"Kami sedang menyiapkan alasan alasan terkait posisi kami yang akan kami sampaikan ke media di kemudian hari," ujar Maria.


Sebelumnya, sejumlah driver Gojek dan Grab di wilayah Solo raya menggeruduk kantor penyelenggara transportasi online Maxim di Jalan RM Sangaji, Gajahan, Pasar Kliwon, Solo.

Para pendemo juga meminta penyedia jasa transportasi online asal Rusia itu menghentikan operasionalnya. "Aksi ini menindaklanjuti petisi yang kami layangkan beberapa hari sebelumnya karena tidak ada tanggapan kami datangi kantornya," jelas salah seorang driver Gojek, Supardi, 34 di Lapangan Kartopuran seperti dikutip dari detikcom, (16/12/2019).

Setibanya di lokasi, massa langsung berorasi dan memblokade akses jalan lingkungan yang ada di sekitar. Arus lalu lintas yang sebelumnya lancar menjadi tersendat selama beberapa saat. Terpaksa aparat harus menerjunkan anggotanya untuk mengamankan jalannya aksi. Beruntung perwakilan massa diberikan kesempatan untuk mediasi dengan pihak manajemen Maxim Solo.

"Langsung kita segel dulu kantornya. Tapi mitra maxim masih boleh beroperasi untuk sementara," kata penanggung jawab aksi, Bambang Wijanarko usai mediasi dengan pihak Maxim Solo.

Dalam mediasi itu, pihak Maxim Solo masih diberikan kesempatan untuk menyesuaikan tarif sesuai yang sudah ditentukan. Para driver ojek online ini pun masih memberi kesempatan pada mitra Maxim untuk tetap beroperasi. Oleh sebab itu yang disegel hanya kantor manajemen saja sebagai bentuk kesepakatan.

Sebagai informasi, Maxim adalah startup transportasi online asal Rusia. Maxim berdiri sejak 2003 di kota Chardinsk, Pegunungan Ural. Perusahaan ride hailing asal Rusia ini memasang tarif minimum Rp 2.000-3.000, jauh di bawah Permenhub nomor 12 Tahun 2019.

Padahal tarif rata-rata ride hailing lainnya, Grab dan Gojek berkisar Rp 7.000-10.000, sesuai dengan ketentuan. Dengan tarif yang ditetapkan Maxim, pelanggan mitra Gojek maupun Grab pindah karena lebih lebih murah.


Maxim menetapkan tarif minimalnya Rp 1.850 per kilometer, dengan tarif batas atasnya Rp 2.300 per kilometer, sesuai dengan aturan. Bedanya di penetapan per empat kilometer awal yang ditetapkan Maxim Rp 3.000 kalau di Gojek dan Grab Rp 7.000-10.000.

"Kantor kami tutup sementara sesuai permintaan kawan-kawan," kata Penanggung jawab Kantor Maxim Solo, Arif Yuda dilansir dari detik.com.


(dob/dob) Next Article Perang Tarif Berlanjut, Driver Grab-Gojek Minta Maxim Ditutup

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular