
Fintech Akan Gusur Perbankan? Ini Kata Go-Pay
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
04 April 2019 16:25

Jakarta, CNBC Indonesia - FinTech (teknologi finansial) terutama alat pembayaran atau dompet digital seringkali disebut sebagai suatu hal yang menggeser industri perbankan.
Namun Winny Triwandhani, Head of Corporate Communications Go-Pay menampik hal ini karena pada kenyataannya alat pembayaran digital adalah jembatan antara perbankan dengan nasabah.
"Kita tidak melawan atau mengancam bank justru kita menjadi jembatan," kata Winny, pada Kamis (4/4/2019) di Modern Town Market, Kota Tangerang.
Perihal menjadi jembatan, Ia menjelaskan bahwa saldo pengguna Go-Pay atau rekan usaha Go-Pay itu disimpan di bank. Bahkan jika ada rekan usaha yang tidak punya rekening bank tapi ingin jadi rekan usaha Go-Pay, pihaknya akan membantu untuk membukakan rekening bank terlebih dahulu.
Ia juga mengatakan bahwa ini tidak hanya berlaku untuk bank tertentu saja, tetapi dampaknya terjadi untuk seluruh bank. Karena pengguna dan rekan usaha dapat memilih bank sesuai keinginannya sendiri
"Semua bank bisa," ujarnya. "Rekan usaha harus punya rekening bank karena kita hanya menjembatani. Pengguna bisa tidak (memiliki rekening bank) tetapi kalau mau menjadi pengguna yang terverivikasi harus memasukkan rekening bank nya."
Ia menyebutkan bahwa dengan adanya Go-Pay juga perbankan menjadi tertolong karena membantu mereka menjaring sektor tertentu.
"Bank justru senang dengan kita karena dahulu Bank sulit untuk melakukan penetrasi ke sektor-sektor ini," tambahnya.
Winny mencontohkan salah satu program Gojek yang disebut program swadaya tabungan siaga yang telah dilakukan sejak Juli 2017. Ia mengatakan hingga saat ini sudah terdapat 16.000 mitra pengemudi yang memiliki rekening di BNI Syariah untuk membuka tabungan siaga yang diperuntukan untuk tabungan darurat.
Ia menjelaskan bahwa para mitra pengemudi senang dengan program ini karena pihak bank tidak mengenakan biaya administrasi dan uang Gopay yang masuk dapat diambil kapan saja. Perkembangannya pun terus meningkat karena setiap bulan ada 2.000 rekening baru yang didaftarkan di 7 kota tempat program ini di jalankan.
(roy/roy) Next Article Pelanggan GoFood Melesat 2 Kali Lipat pada 2019
Namun Winny Triwandhani, Head of Corporate Communications Go-Pay menampik hal ini karena pada kenyataannya alat pembayaran digital adalah jembatan antara perbankan dengan nasabah.
"Kita tidak melawan atau mengancam bank justru kita menjadi jembatan," kata Winny, pada Kamis (4/4/2019) di Modern Town Market, Kota Tangerang.
"Semua bank bisa," ujarnya. "Rekan usaha harus punya rekening bank karena kita hanya menjembatani. Pengguna bisa tidak (memiliki rekening bank) tetapi kalau mau menjadi pengguna yang terverivikasi harus memasukkan rekening bank nya."
Ia menyebutkan bahwa dengan adanya Go-Pay juga perbankan menjadi tertolong karena membantu mereka menjaring sektor tertentu.
"Bank justru senang dengan kita karena dahulu Bank sulit untuk melakukan penetrasi ke sektor-sektor ini," tambahnya.
Winny mencontohkan salah satu program Gojek yang disebut program swadaya tabungan siaga yang telah dilakukan sejak Juli 2017. Ia mengatakan hingga saat ini sudah terdapat 16.000 mitra pengemudi yang memiliki rekening di BNI Syariah untuk membuka tabungan siaga yang diperuntukan untuk tabungan darurat.
Ia menjelaskan bahwa para mitra pengemudi senang dengan program ini karena pihak bank tidak mengenakan biaya administrasi dan uang Gopay yang masuk dapat diambil kapan saja. Perkembangannya pun terus meningkat karena setiap bulan ada 2.000 rekening baru yang didaftarkan di 7 kota tempat program ini di jalankan.
(roy/roy) Next Article Pelanggan GoFood Melesat 2 Kali Lipat pada 2019
Most Popular