
Startup
Investor Asing Suntik Unicorn RI, Ini Tanggapan Bos BKPM
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
06 February 2019 20:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong memandang positif suntikan dana dalam jumlah belasan triliun ke dalam startup unicorn seperti Tokopedia, Gojek, Bukalapak dan Traveloka.
Menurutnya, arus penanaman modal asing (PMA) ke dalam perekonomian digital yang masih terus bertumbuh dalam jumlah besar saat ini sangat membantu capaian realisasi investasi yang ditargetkan pihaknya.
"Tentunya kita punya perlindungan untuk UMKM, di mana investor asing dilarang masuk ke perusahaan digital yang modalnya di bawah Rp 10 miliar. Tapi kalau sudah bicara raksasa digital seperti mereka ya semakin banyak modal yang mengalir semakin baik karena persaingannya bukan hanya skala lokal, tapi regional dan global," ujar Tom di kantornya, Rabu (6/2/2019).
Menurut Tom, keempat unicorn start-up tersebut dan perusahaan digital lokal lainnya harus secepat mungkin mencapai skala ekonomi dan naik kelas menjadi pemain dunia.
Oleh sebab itu, dia tidak melihat adanya dampak negatif dari suntikan dana asing yang masuk ke perusahaan digital, apalagi jika perusahaan tersebut mayoritas diisi pengusaha dan pekerja-pekerja muda dengan teknologi lokal.
Tom mengakui, ada industri lama seperti hypermarket yang terdisrupsi dengan model bisnis baru ini serta pergeseran pola konsumsi dari offline ke online.
"Tapi secara makro, manfaat untuk masyarakat sebagai konsumen sangat luar biasa. Dari segi lapangan kerja, ekonomi digital menciptakan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada pekerjaan yang hilang akibat perusahaan offline menciut atau tutup," jelasnya.
Terbaru, Gojek baru saja merampungkan fase pertama putaran pendanaan seri F yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital.
Berdasarkan rumor yang beredar di pasar, suntikan modal dari Google-Tencent cs ini mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Simak video cara menghitung valuasi startup di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Ada 21 Startup Unicorn di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya
Menurutnya, arus penanaman modal asing (PMA) ke dalam perekonomian digital yang masih terus bertumbuh dalam jumlah besar saat ini sangat membantu capaian realisasi investasi yang ditargetkan pihaknya.
"Tentunya kita punya perlindungan untuk UMKM, di mana investor asing dilarang masuk ke perusahaan digital yang modalnya di bawah Rp 10 miliar. Tapi kalau sudah bicara raksasa digital seperti mereka ya semakin banyak modal yang mengalir semakin baik karena persaingannya bukan hanya skala lokal, tapi regional dan global," ujar Tom di kantornya, Rabu (6/2/2019).
![]() |
Oleh sebab itu, dia tidak melihat adanya dampak negatif dari suntikan dana asing yang masuk ke perusahaan digital, apalagi jika perusahaan tersebut mayoritas diisi pengusaha dan pekerja-pekerja muda dengan teknologi lokal.
Tom mengakui, ada industri lama seperti hypermarket yang terdisrupsi dengan model bisnis baru ini serta pergeseran pola konsumsi dari offline ke online.
Terbaru, Gojek baru saja merampungkan fase pertama putaran pendanaan seri F yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital.
Berdasarkan rumor yang beredar di pasar, suntikan modal dari Google-Tencent cs ini mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Simak video cara menghitung valuasi startup di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Ada 21 Startup Unicorn di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya
Most Popular