Perkembangan Teknologi

Komersialisasi Layanan 5G Baru akan Massif 2023

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
07 June 2018 15:29
Namun penggunaan teknologi ini secara massif diperkirakan tidak akan terjadi dalam satu atau dua tahun ke depan.
Foto: Eric Gaillard / Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran tekonologi selular generasi kelima atau 5G sudah ramai diperbincangkan. Namun penggunaan teknologi ini secara massif diperkirakan tidak akan terjadi dalam satu atau dua tahun ke depan.

President Director Telkomsel Ririek Adriansyah menyatakan teknologi super cepat nirkabel 5G diperkirakan mulai dikomersialisasikan operator seluler atau dimanfaatkan secara massif dalam lima tahun mendatang atau pada 2023.

Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) ini, akan melakukan uji coba 5G pada gelaran Asian Games 2018. "Untuk 5G kami ada demo dengan Asian Game mendatang. Tapi secara umum, use case yang real masih belum banyak jadi arahnya masih yang short case," ujar Ririek kepada CNBC Indonesia di Kantor Pusat Telkomsel, Kamis (7/6/2018).

Ririek menjelaskan, saat ini ketersedian spektrum sebagai penghantar jaringan 5G di Indonesia belum tersedia. Spectrum yang digunakan untuk menghantarkan teknologi 5G adalah pita frekuensi yang mencapai 3.500 MHz.

Hingga saat ini, belum ada satu pun negara yang mengkomersialkan jaringan 5G dan baru dimulai dengan penggunaan untuk perangkat pada akhir tahun mendatang.

"Dugaan saya ya secara umum subjek spektrum 5G itu baru pada 2023, realnya masih cukup lama," tambah Ririek.

Menurutnya jaringan 5G kedepan sangat dibutuhkan terutama bagi kendaraan tanpa pengemudi (driverless car) yang membutuhkan kecepatan dan kebutuhan jaringan internet yang maksimal seperti 5G.

Kesiapan Lebaran
Sementara itu, menjelang kegiatan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, Telkomsel sudah menyiapkan 12.000 base transceiver station (BTS) dengan multi-band Long Term Evolution (LTE) di seluruh Indonesia guna menghadirkan layanan yang berkualitas dan memadai bagi pelanggannya.

Pada periode Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) tahun ini, Telkomsel memperkirakan terjadi lonjakan trafik layanan data sebesar 40% dibandingkan hari normal, bahkan perkiraan lonjakan trafik sebesar 137% dibandingkan tahun lalu.

"Periode RAFI menjadi momentum yang istimewa, di mana keandalan jaringan dan layanan Telkomsel yang sesungguhnya diuji. Pada periode tersebut, umumnya penggunaan layanan komunikasi lebih tinggi dibanding hari biasa. Untuk itu, sejak jauh-jauh hari Telkomsel menggelar berbagai persiapan dari sisi infrastruktur maupun produk dan layanan," ujar Ririek.

Dari 12.000 BTS 4G tersebut, 26% di antaranya menggunakan frekuensi 2.300 MHz, 8% di pita frekuensi 2.100 MHz, 60% di pita frekuensi 1.800 MHz, dan 5% di pita frekuensi 900 MHz.

Pita frekuensi 1.800 MHz merupakan pita frekuensi utama untuk menggelar layanan LTE. Pita frekuensi 900 MHz difokuskan untuk melayani wilayah-wilayah tidak padat penduduk yang dapat menghasilkan jangkauan layanan lebih luas.

Di samping membangun belasan ribu BTS 4G di seluruh pita frekuensi, Telkomsel juga menambah kapasitas jaringan pada 579 BTS 4G, mengoperasikan 73 mobile BTS, hingga menambah kapasitas sistem IT untuk layanan, dan menambah kapasitas layanan isi ulang pulsa.

Jalan tol yang merupakan jalur utama yang selalu padat saat mudik juga menjadi fokus pengamanan jaringan Telkomsel. 16 ruas tol utama di Sumatra dan Jawa, termasuk 12 ruas tol baru, sudah dilayani 2.226 BTS, termasuk 666 BTS 4G.
(hps) Next Article Hadirkan 5G, Telkomsel Gunakan Teknologi Ericsson

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular