
Melihat Khusyuk Manusia di Jabal Nur dan Gua Hira di Tengah Musim Haji
Rangkaian ibadah haji tidak hanya mencakup rukun dan sunnah, tetapi juga ziarah. Salah satu tujuan utama ziarah adalah gua Hira di Jabal Nur.

Perjalanan ibadah haji bagi para jamaah haji tak hanya terbatas pada pelaksanaan rukun dan sunnah ibadah haji. Mereka juga melaksanakan ziarah, dengan salah satu tujuan utama adalah gua Hira di Jabal Nur, kota suci Mekah, Arab Saudi, Selasa (11/6/2024). (REUTERS/Mohammed Torokman)

Jabal Nur, sebuah gunung yang meliputi kawasan Hejazi, Mekkah, dijuluki sebagai Gunung Cahaya. Di antara tempat bersejarah yang terdapat di Jabal Nur adalah Gua Hira. (REUTERS/Saleh Salem)

Gua ini menjadi tempat berhenti Nabi Muhammad SAW ketika menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril, berupa lima ayat dari surat Al-Alaq. (REUTERS/Saleh Salem)

Gua Hira dijadikan rebutan para peziarah. Mereka ingin memasuki gua yang menjadi tempat bertemunya Rasulullah dengan Malaikat Jibril itu. Padahal, gua ini hanya berukuran sempit, cukup hanya untuk empat orang saja. (REUTERS/Saleh Salem)

Selain berziarah di gua Hira, jamaah haji juga mendaki gunung berbatu menembus hembusan angin dingin kota Makkah umat Muslim melakukan pendakian napak tilas di gunung setinggi 640 meter ini. (REUTERS/Saleh Salem)

Demi mencapai puncak Jabal Nur memang diperlukan perjuangan yang relatif berat karena medan yang terjal dan menanjak. Meskipun telah dibangun anak tangga namun tetap diperlukan fisik yang prima untuk bisa sampai di puncaknya. (REUTERS/Mohammed Torokman)

Sesampainya di puncak, pengunjung atau jamaat beribadah dan bisa juga menikmati pemandangan Kakbah dari ketinggian. (REUTERS/Mohammed Torokman)

Selain itu, banyak jemaah juga ingin salat subuh di atas gunung itu. Ketika hari makin siang, maka bertambah banyaklah orang-orang yang mendaki gunung ini. (REUTERS/Mohammed Torokman)

Diketahui, jamaah Indonesia memberangkatkan 241.000 jamaah haji ke tanah suci pada tahun ini. (REUTERS/Mohammed Torokman)