Alasan Nabi Muhammad Makan Kurma dalam Jumlah Ganjil

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
Selasa, 12/03/2024 11:30 WIB
Foto: Pedagang kurma menata barang dagangannya di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (3/5/2019). Menjelang bulan Ramadan, permintaan buah kurma meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa. Harga kurma yang dijual bervariasi tergantung jenis dari Rp 30.000 hingga Rp. 300.000. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Makan kurma dalam jumlah ganjil merupakan sebuah anjuran dalam agama Islam. Ternyata kebiasaan ini telah diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam beberapa kesempatan, Rasulullah SAW makan tiga butir kurma saat berbuka puasa dan ketika hendak berangkat salat Idul Fitri. Selain tiga butir, Rasulullah SAW juga menganjurkan makan kurma dalam jumlah ganjil lainnya, seperti satu, tiga, lima, tujuh, atau sembilan.

Mengutip CNBC Indonesia (12/3), hadis HR Bukhori dan Muslim menerangkan bahwa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa pada pagi hari dapat menghindarkan seseorang dari racun maupun sihir sepanjang hari.


Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya ada di antara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya. Pohon ini seperti seorang muslim, maka sebutkanlah kepadaku apa pohon tersebut?" Lalu orang menerka-nerka pepohonan wadhi.

Abdullah Berkata: "Lalu terbesit dalam diriku, pohon itu adalah pohon kurma, namun aku malu mengungkapkannya." Kemudian mereka berkata: "Wahai Rasulullah beri tahukanlah kami pohon apa itu?" Lalu, beliau menjawab: "ia adalah pohon kurma." (HR Bukhori)

Meskipun dianjurkan makan dalam jumlah ganjil, bukan berarti Rasulullah SAW melarang makan kurma dalam jumlah genap. Sejumlah penelitian mengungkapkan, makan kurma dalam jumlah ganjil atau genap ternyata memberi efek yang berbeda bagi tubuh.

Beberapa penelitian medis mengungkapkan bahwa mengonsumsi buah kurma dalam jumlah genap, seperti dua, empat, enam, dan seterusnya akan menghasilkan gula dalam darah dan potassium tanpa memberi banyak energi. Berbeda halnya ketika dimakan dalam jumlah ganjil.

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Musthafa Mohamed Essa, Ph.D. menunjukkan bahwa kurma melindungi otak dari stres oksidatif dan peradangan.

"Buah kurma adalah sumber serat makanan yang baik dan kaya fenolat total dan antioksidan alami, seperti anthocyanin, asam ferulat, asam protocatechuic, dan asam caffeic. Keberadaan senyawa polifenol ini dapat membantu dalam pengobatan penyakit Alzheimer," jelasnya, dikutip Selasa (4/4/2023).

Selain itu, sebuah penelitian oleh Rock W. menyimpulkan bahwa kurma memiliki efek menguntungkan pada asam lemak jenuh dan stres oksidatif. Hal ini sering dikaitkan dengan masalah jantung dan berpotensi untuk mencegah atherogenesis yang mengarah ke penyakit kardiovaskular.

"Kurma kaya berbagai phytochemical yang juga membantu mencegah penyakit jantung. Selanjutnya, kurma juga merupakan sumber potasium yang kaya. Terbukti kurma dapat mengurangi risiko stroke dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jantung," ujar Rock.

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil membuat tubuh bisa mengubahnya menjadi karbohidrat. Dengan demikian, energi dalam tubuh pun akan meningkat dan memulihkan stamina.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Peran "Penting" Bank Syariah Bantu Ekonomi RI Hadapi Gejolak