
4 Strategi BI Wujudkan Mimpi RI Jadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyatakan sektor perekonomian syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan selama 2023. Akan tetapi, masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi Indonesia untuk mencapai target menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan oleh karena itu lembaganya telah menyiapkan 4 program kerja pada 2024. Program ini diharapkan bisa memberikan dampak positif pada perkembangan ekonomi syariah di RI.
"Menapaki tahun 2024, kami mengajak pada seluruh pegiat ekonomi syariah untuk terus memperkuat pondasi keuangan syariah di bidang industri halal, keuangan syariah, penguatan kelembagaan dan literasi ekonomi syariah," kata Juda dalam acara peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 dan seminar Sharia Economic and Financial Outlook (ShEFO) 2024, Senin (26/2/2024).
Juda mengatakan program pertama BI adalah penguatan industri syariah melalui sektor unggulan. Dia mengatakan program ini akan dilakukan dengan memfokuskan pengembangan pada sektor makanan dan minuman halal, dan juga fesyen muslim. Dari sisi kehalalan makanan-minuman, BI akan mengembangkan ekosistem pertanian, perikanan dan peternakan halal, serta meningkatkan jaminan produk halal, termasuk untuk ekspor.
Sementara di bidang fesyen, BI akan melanjutkan penyelenggaraan Indonesia Modest Fashion sebagai event internasional. "Kami terus melakukan pengembangan dengan fokus brand awareness yang mengusung produk siap pakai dengan segmen high end dan premium," kata dia.
Program kedua, kata Juda, adalah akselerasi keuangan sosial dan komersial syariah. Akselerasi akan dilakukan dengan pengembangan pasar keuangan syariah, khususnya melalui instrumen sukuk BI dan Sukuk Valuta Asing BI. Selain itu, dia mengatakan BI juga akan mengembangkan blended finance komersial dan sosial seperti Cash Waqf Linked Sukuk Ritel (CWSL). CWSL adalah cara baru bagi masyarakat untuk berwakaf uang dan investasi sosial.
Dia mengatakan untuk mendukung hal tersebut, BI bersama Otoritas Jasa Keuangan dan pemerintah akan menyiapkan bank syariah sebgai pihak yang mengelola uang wakaf alias nazhir.
"Kami juga akan bersinergi dengan pemerintah, OJK dan industri untuk menyiapkan bank syariah sebagai nazhir," kata dia.
Juda melanjutkan program ketiga adalah optimalisasi digitalisasi keuangan syariah. Program ini, kata dia, dilakukan dengan cara penguatan platform pengecekan produk halal yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Halal (SIHALAL). Selain itu, BI juga akan mendorong digitalisasi keuangan sosial syariah yang terintegrasi melalui platform Satu Wakaf Indonesia.
"Kami optimalkan baik dari sisi pengguna, maupun jumlah nazhir yang onboarding," kata dia.
Program keempat, kata Juda, adalah dengan peningkatan literasi dan perluasan jangkauan edukasi ekonomi syariah. Program akan dijalankan dengan menyelenggarakan festival ekonomi syariah di 3 wilayah Indonesia. Festival akan dilakukan dnengan memasukan banyak unsur baru dengan harapan semakin banyak orang yang memahami tentang ekonomi syariah ini. "Kami harapkan jangkauan target edukasi bisa semakin inklusif," kata dia.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ganjar Ungkap Fakta: Industri Halal RI Kalah dari Brasil
