
Surat Al-Ikhlas Ayat 1-4: Arab, Latin, Arti dan Keutamaannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Surat Al Ikhlas adalah surat ke-112 dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri dari empat ayat yang mengandung makna keesaan Allah SWT.
Seperti surah-surah lain dalam Al-Qur'an, Surat Al Ikhlas juga menguatkan keyakinan umat Islam dalam keesaan Tuhan, mengajarkan tentang sifat-sifat-Nya yang Maha Esa, dan menjelaskan bahwa Allah tidak memiliki anak, serta tidak ada yang setara dengan-Nya.
Surat Al Ikhlas memiliki keutamaan yang begitu besar sehingga Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim, dua ulama besar dalam Islam yang terkenal dengan koleksi hadis mereka, memasukkan surat ini ke dalam bab khusus dalam kitab-kitab mereka.
Arti Surat Al Ikhlas
Dalam setiap ayat dalam surat Al Ikhlas, berisi penekanan konsep kesatuan dan keesaan Allah yang tidak memiliki sekutu atau anak.
Surat ini merupakan inti dari konsep Tauhid dalam Islam, yaitu keyakinan akan keesaan Allah. Selain makna keesaan Allah, Surat Al Ikhlas juga memiliki kaitan dengan peristiwa sejarah ketika Rasulullah Muhammad SAW menghadapi orang-orang musyrik di Mekah yang mempertanyakan konsep Tawhid dan mengajukan berbagai pertanyaan tentang sifat-sifat Allah.
Imam Ahmad dari Ubay bin Ka'ab meriwayatkan:
"Hai Muhammad, gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu, maka Allah menurunkan (Katakanlah: Dialah Allah yang Maha Esa)."
Di lain hal, makna dari Al Ikhlas juga tertuang dalam tafsir Imam Ibnu Katsir berikut ini:
"Dia Yang pertama dan Esa, tidak ada tandingan dan pembantu, tidak ada yang setara dan tidak ada yang menyerupai-Nya, dan tidak ada yang sebanding (dengan-Nya). Kata ini tidak digunakan untuk menetapkan pada siapapun selain pada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena Dia Maha Sempurna dalam seluruh sifat-sifat-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya."
Bacaan Surat Al Ikhlas Beserta Arab, Latin, dan Artinya
1. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Arab-Latin: qul huwallāhu aḥad
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa."
2. اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
Arab-Latin: allāhuṣ-ṣamad
Artinya: "Allah tempat meminta segala sesuatu."
3. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
Arab-Latin: lam yalid wa lam yụlad
Artinya: "(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan."
4. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Arab-Latin: wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
Keutamaan Membaca Surat Al Ikhlas
Rasulullah Muhammad SAW telah menyatakan bahwa Surat Al Ikhlas sebanding dengan sepertiga dari Al-Qur'an.
Pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ulama mengenai sabda Rasulullah SAW tentang Surat Al Ikhlas yang sebanding dengan seperti Al-Qur'an dapat disimpulkan menjadi tiga, seperti yang dikutip dari NU Online:
Al Ikhlas Sebanding Dengan Seperti Al-Qur'an dari Segi Makna
Pendapat ini menyiratkan bahwa meskipun Surat Al Ikhlas adalah surat yang singkat, namun dalam konteks makna dan esensi, ia mencakup prinsip-prinsip fundamental yang ada dalam seluruh Al-Qur'an. Terutama, Surat Al Ikhlas memfokuskan pada konsep tauhid, yang merupakan inti dari ajaran Al-Qur'an.
Al Ikhlas Sebanding Dengan Sepertiga Al-Qur'an dari Segi Pahala
Pendapat ini menekankan pada pahala atau ganjaran yang diberikan kepada individu yang membaca atau memahami Surat Al Ikhlas. Meskipun surat ini singkat, Allah memberikan pahala sebagaimana membaca sepertiga Al-Qur'an.
Al Ikhlas Punya Keistimewaan Pahala, Namun membaca 3x Bukan Berarti Khatam Al-Qur'an
Pendapat ini menjelaskan bahwa Surat Al Ikhlas memiliki pahala yang istimewa, namun hal ini tidak berarti bahwa membacanya sebanyak tiga kali setara dengan mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an. Ini lebih menekankan pada pentingnya memahami, menghayati, dan mengamalkan makna tauhid yang terkandung dalam surat ini.
Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menukil pendapat ini dari Al-Mazari. An-Nawawi juga menyebutkan riwayat lain dari hadits ini yang memperkuat pendapat ini:
وفي الرواية الأخرى: إِنَّ اللهَ جَزَّأَ الْقُرْآنَ ثَلَاثَةَ أَجْزَاءٍ فَجَعَلَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ جُزْءًا مِنْ أَجْزَاءِ الْقُرْآنِ
Artinya, "Dalam riwayat lain disebutkan: 'Allah swt membagi Al-Qur'an menjadi tiga bagian, lalu menjadikan Al Ikhlas menjadi satu dari tiga bagian Al-Qur'an'." (An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, [Beirut, Dar Ihya'ut Turatsil 'Arabiy: 1972], juz VI, halaman 94).
Keutamaan kedua mengatakan bahwa pahala membaca surah Al Ikhlas dilipatgandakan hingga setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an ini didukung oleh 'Abdurrahman Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi dan Al-Qasthalani dalam Irsyadus Sari.
وظاهر الأحاديث ناطق بتحصيل الثواب مثل من قرأ القرآن
Artinya: "Secara lahiriah, hadits-hadits tentang keistimewaan Al-Ikhlas menunjukkan bahwa pahala membacanya sama dengan pahala membaca sepertiga Al-Qur'an." (Al-Qasthalani, Irsyadus Sari, juz VII, halaman 463).
Terakhir, Al Ikhlas memang memiliki keistimewaan dari segi pahala dibanding surat yang lain. Keistimewaan ini diberikan oleh Allah Swt. agar kita termotivasi untuk mempelajarinya, bukan berarti pahalanya sama dengan membaca sepertiga Al-Qur'an.
Pendapat ini diungkap Syekh 'Ali Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih sebagai berikut:
وإليه ذهب أحمد وإسحاق بن رهويه فإنهما حملا الحديث على أن معناه أن لها فضلا في الثواب تحريضا على تعلمها لا أن قراءتها كقراءة القرآن فإن هذا لا يستقيم ولو قرأها مائتي مرة
Artinya: "Ahmad bin Hanbal dan Ishaq bin Rahuwaih memahami hadits surah Al-Ikhlas bahwa surah tersebut memiliki keistimewaan dari segi pahala dibanding surah lain, sebagai motivasi untuk mempelajarinya. Bukan berarti membacanya tiga kali sama pahalanya dengan mengkhatamkan Al-Qur'an, itu tidak bisa terjadi bahkan jika dibaca hingga 200 kali." ('Ali Al-Qari, Mirqatul Mafatih, [Beirut, Darul Fikr: 2002], juz IV, halaman 1466).
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Surat Al Mulk Arab, Latin & Terjemah Bahasa Indonesia