Niat dan Doa Salat Dhuha, Simak Tata Cara Lengkapnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu ibadah sunnah yang bisa dijalankan pada pagi hari adalah salat Dhuha. Di bulan Ramadan yang penuh pengampunan, amalan salat Dhuha bisa dijalankan untuk menambah pahala.
Umat Muslim bisa membaca niat salat Dhuha terlebih dahulu. Adapun ketentuan salat Dhuha dilakukan ketika matahari sedang naik.
Jumlah rakaat salat Dhuha minimal dua rakaat sedangkan jumlah rakaat maksimal tidak dibatasi.
Hal tersebut sesuai bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Ummu Hani' binti Abu Thalib,
"Bahwasanya Rasulullah SAW pada Yaumul Fathi (Penaklukan Kota Makkah) melaksanakan salat Dhuha delapan rakaat dan mengucapkan salam pada setiap rakaat." (HR Abu Dawud)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda,
مَن صلَّى الضّحى ثِنْتَيْ عشرة ركعة بَنى الله له قَصرا من ذَهب في الجنَّة
Artinya: "Barang siapa salat Dhuha dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya istana emas di surga." (HR Trmidzi dan Ibnu Majah)
Aisyah RA juga meriwayatkan,
كان رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُصلِّي الضحى أربعًا، ويَزيد ما شاءَ الله
Artinya: "Rasulullah SAW melaksanakan salat Dhuha sebanyak empat rakaat dan menambahkan sesuai dengan kehendak Allah (menurut kehendaknya)." (HR Muslim dan Ahmad)
Niat Salat Dhuha
أُصَلِّي سُنَةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatadhdhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aala
Artinya: "Aku niat salat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Setelah membaca niat, bisa dilanjutkan dengan takbiratul ihram lalu membaca surah-surah dalam Al-Qur'an. Berikut tata cara selengkapnya.
Tata Cara Melaksanakan Salat Dhuha
Merangkum detikHikmah dan buku buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari karya Muhammad Habibillah, berikut tata cara salat Dhuha 2 rakaat.
Membaca niat salat Dhuha
Takbiratul ihram
Membaca doa iftitah
Membaca surah Al Fatihah
Membaca satu surah di dalam Al Quran. Disarankan membaca surah Ad Dhuha pada rakaat pertama dan surah Asy Syams pada rakaat kedua. Namun, bisa juga membaca surah pendek lainnya.
Berikut bacaan surah Ad Dhuha,
وَالضُّحَى (١) وَالَّيْلِ إِذَا سَجَى (٢) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى (٣) وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَى (٤) وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى (٥) أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَتَاوَى (٦) وَوَجَدَكَ ضَالاً فَهَدَى (٧) وَوَجَدَكَ عَابِلًا فَأَغْنَى (٨) فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَر (٩) وَأَمَّا السَّابِلَ فَلَا تَنْهرُ (١٠)وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِثْ (١١)
waḍ-ḍuḥā wal-laili iżā sajā mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā a lam yajidka yatīman fa āwā wa wajadaka ḍāllan fa hadā wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā fa ammal-yatīma fa lā taq-har wa ammas-sā`ila fa lā tan-har wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ
Artinya: "Demi waktu duha, dan demi waktu malam apabila telah sunyi, Tuhanmu (Nabi Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak (pula) membencimu. Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dunia). Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(-mu); mendapatimu sebagai seorang yang tidak tahu (tentang syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu); dan mendapatimu sebagai seorang yang fakir, lalu Dia memberimu kecukupan? Terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik. Terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah (dengan bersyukur)."
Adapun, bacaan surah Asy-Syams adalah sebagai berikut,
وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ(١) وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَهَا (٢) وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّنَهَا (٣) وَالَّيْلِ إِذَا يَغْشَهَا(٤) وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَنهَا (٥) وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَبَهَا(٦) وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّهَا(٧) فَأَهْمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَهَا (٨) قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّهَا (٩) وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّهَا (١٠) كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَهَا (١١) إِذ انبَعَثَ أَشْفَيْهَا (١٢) فَقَالَ هُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللهِ وَسُقْيَهَا (١٣) فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمَدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُم بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّنَهَا (١٤) وَلَا تَخَافُ عُقْبَها (١٥)
wasy-syamsi wa ḍuḥāhā wal-qamari iżā talāhā wan-nahāri iżā jallāhā wal-laili iżā yagsyāhā was-samā`i wa mā banāhā wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā wa nafsiw wa mā sawwāhā fa al-hamahā fujụrahā wa taqwāhā qad aflaḥa man zakkāhā wa qad khāba man dassāhā każżabaṡ ṡamụdu biṭagwāhā iżimba'aṡa asyqāhā fa qāla lahum rasụlullāhi nāqatallāhi wa suqyāhā fa każżabụhu fa 'aqarụhā fa damdama 'alaihim rabbuhum biżambihim fa sawwāhā wa lā yakhāfu 'uqbāhā
Artinya: "Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), demi bulan saat mengiringinya, demi siang saat menampakkannya, demi malam saat menutupinya (gelap gulita), demi langit serta pembuatannya, demi bumi serta penghamparannya, dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya, lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas, ketika orang yang paling celaka di antara mereka bangkit (untuk menyembelih unta betina Allah). Rasul Allah (Saleh) lalu berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina Allah ini beserta minumannya." Namun, mereka kemudian mendustakannya (Saleh) dan menyembelih (unta betina) itu. Maka, Tuhan membinasakan mereka karena dosa-dosanya, lalu meratakan mereka (dengan tanah). Dia tidak takut terhadap akibatnya."
- Rukuk
- I'tidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Bangkit dan melaksanakan rakaat kedua sesuai yang dilakukan pada rakaat pertama
- Tasyahud akhir
- Salam
- Membaca doa setelah salat Dhuha
اللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُ لِيْ وَالْجَمَالَ جَمَالَكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجُهُ وَإِنْ كَانَ مُعَسَرًا فَيَسِرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرَبْهُ بِحَقَ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ.
Allaahumma innadh dhuuhaa-a dhuhaa-uka wal bahaa-a bahaa-uli wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wa 'ishmata 'ishmatuka. Allaahumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu wa inkaana fil ardhi fa akhrijhu wa inkaana mu'siraan fa yassirhu wa inkaana haraaman fa thahhirhu wa inkaana ba'iidan fa qarribhu bihaqqa dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika aatiinii maa aataita 'ibaadakash shaalihiin
Artinya: "Ya Allah, ya Tuhan kami, bahwasanya waktu dhuha itu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan itu adalah keindahan-Mu, kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, kekuasaan itu adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, ya Tuhan kami, jika rezekiku masih di atas langit, maka turunkanlah, dan jika di dalam bumi maka keluarkanlah, dan jika sukar maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, serta jika masih jauh dekatkanlah. Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Salat Dhuha memiliki sejumlah keutamaan. Muhammad Syarif dalam buku Panduan Salat Wajib dan Sunah menjelaskan mengenai keutamaan dari salat Dhuha, di antaranya:
- Dicukupi kebutuhannya.
- Meraih keuntungan (ghanimah) yang lebih cepat.
- Mendapat istana di surga.
- Mendapat pahala haji dan umrah.
- Menggugurkan dosa, hal ini sesuai hadits "Barang siapa yang menjaga salat Dhuha maka dosa-dosanya diampuni walaupun dosanya itu sebanyak buih di lautan." (HR At-Tirmidzi)
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
