MARKET DATA
Big Stories 2025

2025 Tahun-nya Konglo: Prajogo, Hapsoro-Haji Isam Bagi-bagi Duit!

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia
22 December 2025 08:20
Intip Harta Orang Terkaya RI Dari Dividen, Sosok Ini Terbesar
Foto: Infografis/ Intip Harta Orang Terkaya RI Dari Dividen, Sosok Ini Terbesar/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2025 bisa dibilang menjadi panggung besar bagi saham-saham yang terafiliasi dengan para konglomerat nasional.

Pergerakan harga yang melonjak signifikan sepanjang tahun ini menunjukkan bagaimana kekuatan modal, aksi korporasi, serta ekspansi bisnis mampu menjadi katalis utama penggerak pasar.

Sejumlah nama besar seperti Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam dan Happy Hapsoro tercatat menonjol, seiring saham-saham di bawah kendali atau afiliasinya melesat berkali-kali lipat dan secara nyata menciptakan efek kekayaan bagi para pemegang saham.
Lonjakan saham ini tentu saja menjadi berkah bagi investor ritel yang ikut kecipratan cuan.

Saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) menjadi pemimpin reli dengan penguatan lebih dari 5.400% secara year to date hingga penutupan 19 Desember 2025.

Sebagai catatan CBRE baru saja Kamis pekan lalu (18/12/2025) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hasilnya, CBRE mendapatkan persetujuan untuk right issue tahun depan.

Right issue itu dilakukan untuk menggalang modal pembelian kapal offshore besar (Hai Long 106), penguatan modal kerja, pembayaran utang, serta ekspansi armada.

Selain itu, CBRE baru saja mendapatkan kontrak sewa kapal jangka panjang bernilai triliunan dari kontraktor EPCI, sehingga kebutuhan pendanaan untuk mendukung proyek tersebut sangat besar.

Selain CBRE, saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) milik Happy Hapsoro juga mencatatkan penguatan lebih dari 2.400%, seiring dengan ekspansi-nya mencaplok aset milik Summarecon di Bali menggunakan dana hasil right issue.

Dari kubu Haji Isam, saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) dan PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) turut mencuri perhatian pasar setelah melesat ratusan hingga ribuan persen.

Tak hanya itu, nama Prajogo Pangestu juga kembali muncul lewat kinerja impresif saham-saham seperti PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), PT Petrosea Tbk (PTRO), hingga PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

Berikut rincian 20 saham related konglo yang berhasil bergerak moncer sejak awal tahun :

Secara keseluruhan, 2025 dapat dikatakan sebagai tahun dominasi saham-saham konglomerasi di pasar modal Indonesia. Penguatan signifikan saham-saham yang terafiliasi dengan kelompok usaha besar membuat kontribusi mereka terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian membesar.

Dengan bobot kapitalisasi pasar yang kini telah melampaui 50% dari total IHSG, dominasi ini menunjukkan bahwa arah pasar semakin ditentukan oleh segelintir emiten berkapitalisasi jumbo dan saham-saham dengan pengendali bermodal kuat.

Kondisi tersebut mencerminkan tingginya preferensi investor terhadap emiten yang dinilai memiliki daya tahan likuiditas, akses pendanaan, serta kemampuan mengeksekusi ekspansi di tengah dinamika ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.

Lonjakan harga saham konglomerasi sepanjang 2025 tidak terjadi secara acak, melainkan ditopang kombinasi aksi korporasi, ekspansi agresif, serta narasi pertumbuhan jangka panjang yang kuat, meskipun seringkali narasi itu masih berupa rumor pasar.

Situasi tersebut menjadi pengingat bahwa dominasi saham konglomerasi, meski berkontribusi besar terhadap penguatan IHSG, juga menyimpan risiko tersendiri bagi investor. Ketika ekspektasi tidak terwujud atau realisasi bisnis berjalan lebih lambat dari perkiraan, potensi koreksi dapat terjadi secara cepat, terutama pada saham-saham yang sudah mencatatkan kenaikan berlipat ganda.

Oleh karena itu, investor tetap perlu bersikap selektif, mencermati keterbukaan informasi, serta membedakan antara katalis fundamental yang nyata dan sekadar narasi pasar. Pendekatan disiplin dalam manajemen risiko menjadi krusial, agar momentum tahun konglomerasi ini tidak berujung pada euforia yang berlebihan.

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)


Most Popular