Siap-Siap Santa Claus Rally! Sektor Ini Berpotensi Panen Kado
Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang akhir tahun, perhatian pelaku pasar mulai tertuju pada potensi Santa Claus Rally meskipun posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah di pucuk.
Santa Claus Rally merupakan istilah yang merujuk pada kecenderungan penguatan pasar saham menjelang Natal hingga pergantian tahun. Sejumlah katalis musiman, agenda kebijakan, dan penyesuaian portofolio global membuka peluang pergerakan saham yang lebih aktif pada periode ini.
Kami melihat akan ada beberapa sektor yang potensi diuntungkan dari momentum secara seasonality ini.
Sektor ritel menjadi salah satu yang paling awal diperhatikan. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) diperkirakan mendapat dorongan dari lonjakan belanja akhir tahun, khususnya pada produk fesyen, gaya hidup, dan kebutuhan liburan. Tren ini sejalan dengan pola historis di mana konsumsi rumah tangga cenderung meningkat pada Desember, ditopang promosi dan aktivitas pusat perbelanjaan.
Dari kelompok barang konsumsi, saham-saham produsen kebutuhan harian seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), serta PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berpeluang tetap stabil di tengah volatilitas pasar. Permintaan terhadap produk makanan, minuman, dan kesehatan cenderung terjaga selama periode libur panjang, sekaligus menjadi penyangga defensif dalam portofolio.
Sektor consumer cyclicals juga masuk radar, terutama emiten perhotelan dan rekreasi seperti PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA). Peningkatan mobilitas masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru berpotensi mendorong tingkat okupansi hotel dan belanja wisata domestik.
Pada sektor consumer non cyclicals, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dinilai masih diuntungkan oleh tingginya frekuensi belanja harian masyarakat. Jaringan ritel modern yang luas membuat kinerja penjualan relatif resilien, terutama saat permintaan kebutuhan pokok meningkat menjelang hari raya.
Sektor pariwisata dan transportasi turut mendapat perhatian. Saham-saham seperti PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) dan PT Bayu Buana Tbk (BAYU) berpotensi merespons positif lonjakan permintaan perjalanan.
Di sisi transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) berpeluang mencatat kenaikan volume perjalanan selama musim liburan, sementara PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menjadi sorotan seiring peningkatan trafik penumpang akhir tahun.
Dari sisi makro, pasar juga menanti keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia pada Rabu hari ini (17/12/2025). Kebijakan yang selaras dengan stabilitas nilai tukar dan inflasi berpotensi menjaga sentimen pasar saham tetap kondusif.
Selain itu, rebalancing FTSE Global Equity Index Series pada 19 Desember 2025 dapat memicu pergerakan saham-saham tertentu akibat penyesuaian portofolio investor global.
Fenomena window dressing oleh manajer investasi menjelang penutupan tahun juga berpotensi menambah volatilitas sekaligus peluang jangka pendek.
Memasuki 2026, sejumlah tema struktural mulai dilirik investor. Sektor pertambangan timah kembali mencuat setelah PT Timah Tbk (TINS) berencana mengoperasikan enam smelter sitaan negara pada 2026. Langkah ini diperkirakan memperkuat kapasitas pengolahan dan nilai tambah industri timah domestik.
Saham teknologi seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga masuk radar pantauan, seiring upaya perbaikan kinerja operasional dan efisiensi bisnis. Berlanjut ke sektor pangan, rencana Danantara mendanai proyek peternakan unggas terpadu senilai Rp 20 triliun yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian mulai Januari 2026 membuka peluang bagi emiten-emiten perunggasan. seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Pasar juga mulai mencermati potensi perubahan klasifikasi indeks pada MSCI Februari 2026, di mana saham-saham seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT MD Entertainment Tbk (FILM) disebut-sebut memiliki peluang naik kelas dari MSCI Small Cap ke MSCI Global Standard. Pergerakan ini berpotensi memengaruhi arus dana investor institusi global.
Dengan kombinasi sentimen musiman, agenda kebijakan, serta tema struktural 2026, Santa Claus Rally kembali menjadi narasi yang diperhitungkan pelaku pasar. Fokus selektif pada sektor dan emiten dengan katalis jelas menjadi kunci dalam memanfaatkan momentum akhir tahun dan awal tahun mendatang.
Berikut secara rinci piliihan emiten di berbagai sektor yang potensial mendapat gairah dari momentum Santa Claus Rally dan mungkin berlanjut sampai tahun depan :
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)