Digitalisasi di Entikong: Pertarungan Ekonomi Perbatasan & Wibawa RI
Entikong bukan kota besar, bukan pula kawasan ekonomi spesial yang berdiri megah seperti bandara metropolitan. Namun di sinilah denyut perbatasan Indonesia-Malaysia bergerak tanpa henti, sebuah jalur sutra modern yang menghubungkan manusia, barang, cerita hidup, dan mimpi-mimpi kecil masyarakat dua negara.
Oleh sebab itu, sebagai garda terdepan negara, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong memegang peran strategis. Fungsinya selain imigrasi, juga kepabeanan, karantina, keamanan, hingga layanan perdagangan dan logistik.
Dibalik aktivitas yang padat, PLBN Entikong tentu bergantung pada kualitas akses digital untuk memastikan semua transaksi dan pergerakan terekam secara real time. Dengan internet yang kian lama lebih stabil, laporan pergerakan WNI dan WNA dapat dikirim langsung ke pusat tanpa jeda. Hal ini penting mengingat PLBN berfungsi sebagai simpul keamanan nasional, terutama dalam situasi repatriasi, deportasi, atau kedatangan mandiri.
Kabupaten Sanggau sendiri, di mana Entikong berada masuk dalam wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) yang menjadi fokus program pemerataan internet Kementerian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kondigi) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
BAKTI sudah membangun 3 BTS di Entikong dan totalnya mencapai 26 BTS di Kab. Sanggau. Sebagai dukungan akses internet bagi masyarakat.