MARKET DATA

Daftar Erupsi Gunung Api Terdahsyat di Dunia 1900-2025, Ada Semeru?

Chandra Dwi Pranata,  CNBC Indonesia
22 November 2025 17:00
An eruption occurs at the underwater volcano Hunga Tonga-Hunga Ha'apai off Tonga, January 14, 2022 in this screen grab obtained from a social media video. Video recorded January 14, 2022. Tonga Geological Services/via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES.
Foto: via REUTERS/TONGA GEOLOGICAL SERVICES

Jakarta, CNBC Indonesia - Gunung tertinggi di Pulau Jawa yakni Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada Rabu (19/11/2025), sekitar pukul 16:00 WIB. Bahkan hingga Jumat (21/11/2025), gunung yang berada di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini masih mengalami erupsi dan memicu luncuran awan panas.

Erupsi itu memuntahkan kolom abu setinggi 2.000 meter di atas puncak atau sekitar 5.676 meter di atas permukaan laut. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal teramati condong ke arah utara dan barat laut

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan status aktifnya Gunung Semeru berubah menjadi Status Level IV (Awas) per Rabu lalu pukul 17:00 WIB dan hingga tulisan ini ditayangkan belum ada perubahan status aktivitas Gunung Semeru. 

PVMBG pada Jumat kemarin memperbarui kondisi visual Gunung Semeru yang masih bervariasi, mulai dari tampak jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah teramati bertekanan sedang dengan warna putih dan intensitas medium, membumbung hingga 300-1.000 meter di atas puncak.

Letusan teramati sebanyak enam kali, disertai asap putih-kelabu setinggi 300-500 meter yang condong ke arah tenggara. Meski demikian, observasi visual sering terhambat cuaca berkabut, sehingga guguran lava jarang terlihat, meski suara gemuruh letusan beberapa kali terdengar.

Selain itu, PVMBG mencatat aktivitas kegempaan yang intens dalam periode 19-20 November 2025 hingga pukul 12.00 WIB, yaitu, 179 kali Gempa Letusan, 1 kali Gempa Awan Panas, 67 kali Gempa Guguran, 7 kali Gempa Hembusan, 4 kali Tremor Harmonik, 3 kali Gempa Vulkanik Dalam, 6 kali Gempa Tektonik Jauh.

Erupsi Gunung Semeru, Salah Satu yang Mematikan di Indonesia

Bukan kali ini saja Gunung Semeru mengalami erupsi. Sebelum erupsi 2025, gunung yang memiliki tinggi 3.676 meter ini juga sempat mengalami erupsi pada 2021 lalu, tepatnya 4 Desember 2021.

Pada letusan saat itu, setidaknya 57 orang tewas, 22 orang hilang, dan 45 orang mengalami luka bakar karena letusan tersebut. Tak hanya menelan korban jiwa cukup banyak dan meluluhlantahkan desa di dekatnya, Jembatan Gladak Perak, jembatan penghubung jalur selatan antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang terputus akibat diterjang lahar dingin letusan gunung Semeru.

Aliran piroklastik dan lahar merusak sedikitnya 5.205 rumah dan beberapa bangunan umum.

Gunung Semeru adalah salah satu dari lebih dari 100 gunung berapi aktif di Indonesia. Gunung berapi ini merupakan bagian dari rangkaian pegunungan vulkanik yang membentang dari utara Sumatra hingga Kepulauan Sunda Kecil.

Vulkanisme utama di Indonesia terhubung dengan lepas pantai subduksi dari Lempeng Australia di bawah Lempeng Sunda.

Tercatat, letusan tertua terjadi pada tahun 1818. Sejak saat itu, letusan besar telah terjadi pada tahun 1941, 1942, 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955-1957, 1958, 1959, 1960, 1977, dan 1978-1989.

Namun, letusan paling mematikan Gunung Semeru terjadi pada 29 Agustus 1909 ketika aliran piroklastik dan lava menghancurkan 38 pemukiman dan 600-800 hektar lahan pertanian. Letusan itu merenggut 208 korban jiwa.

Letusan Gunung Semeru pada 1909 sebenarnya sudah mulai terlihat tanda-tandanya sejak Juni 1909 dengan keberadaan asap pekat dan gempa vulkanis.

Namun, warga sekitar belum mengira gejala tersebut adalah permulaan dari bencana yang akan merenggut ratusan nyawa pada tiga bulan kemudian.

Koran De Locomotief (6 September 1909) melaporkan letusan sebenarnya terjadi hanya sekali, tetapi daya rusaknya luar biasa besar. Dari kawah, semburan abu, lahar, dan material vulkanik langsung menghantam lereng serta lembah-lembah di bawahnya.

Aliran lahar tercampur air, kerikil, pasir, dan abu kemudian mengalir dengan kecepatan tinggi mengikuti alur sungai-sungai yang berhulu di puncak Semeru. Yang membuat situasi semakin tragis adalah sifat aliran lahar yang muncul secara tiba-tiba.

Berdasarkan hasil investigasi pemerintah yang dipublikasikan dalam Winschoter Courant (1 Oktober 1909), disebutkan tidak satu pun penduduk menyadari tanda-tanda lahar akan datang.

"Secara mendadak, air dan pasir yang deras mengalir menghancurkan semua yang dia lewati," tulis laporan tersebut.

Bahkan, kekuatan aliran yang begitu besar membuat De Locomotief (6 September 1909) menggambarkannya "seperti tsunami". Kerusakan yang ditimbulkan pun sangat luas.

"Dari kawah, semuanya hancur dan hanya menyisakan hamparan lumpur yang tak berujung. Perkebunan tebu dan tembakau hancur total. Ribuan pabrik dan rumah hancur. Mayat-mayat tergeletak di jalanan," ungkap koran berbahasa Belanda itu.

Otoritas terkait menduga aliran dahsyat itu terjadi karena dinding kawah Semeru tak kuat menahan tekanan volume lahar yang terlalu besar, sehingga limpasan terjadi secara eksplosif. Selain lahar, semburan abu vulkanik yang menyelimuti wilayah sekitar juga menimbulkan kerusakan hebat.

Dalam laporan Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië (9 September 1909), ribuan hektare sawah terkubur material vulkanik, hewan ternak mati, dan jaringan air yang memperkuat kehidupan pertanian setempat lumpuh total. Bahkan, tercatat 1.000 hektare sawah tertimbun pasir, sementara sekitar 8.000 hektare sawah lainnya kehilangan pasokan air. Jalan-jalan utama pun hancur, dan persediaan pangan rusak sehingga tak dapat dikonsumsi.

Jumlah korban pun tidak sedikit. Hingga Oktober 1909, surat kabar Dagblad van Noord-Brabant (29 September 1909) melaporkan bahwa lebih dari 709 orang dinyatakan tewas atau hilang. Ribuan warga lain mengalami luka-luka berat dan terancam kehilangan nyawa. Kerusakan ekonomi yang menimpa petani, peternak, dan penduduk setempat digambarkan mencapai ribuan dollar AS.

Situasi pasca-bencana praktis membuat warga ketakutan. Tidak ada seorang pun yang berani kembali ke rumah karena aktivitas gunung masih terasa. Terlebih, masih muncul asap dan gempa vulkanik yang menandakan Semeru belum benar-benar tenang.

Deretan Letusan Gunung Berapi Terdahsyat di Dunia 1900-2025

Di dunia ini, masih banyak deretan gunung api yang letusannya begitu dahsyat hingga berdampak mematikan.

Gunung berapi merupakan salah satu kekuatan alam yang paling dahsyat. Sepanjang sejarah, beberapa letusan telah mengguncang bumi, mengubah cuaca, dan bahkan memengaruhi kehidupan manusia selama bertahun-tahun.

Para ilmuwan menggunakan Indeks Ledakan Vulkanik (Volcanic Explosivity Index/VEI) untuk mengukur kekuatan letusan, layaknya gempa bumi yang diukur berdasarkan skala magnitudo. Mengutip situs resmi USGS, erupsi atau letusan gunung api masuk kriteria besar hingga sangat besar ketika skala VEI-nya mencapai 5-8.

Dari letusan purba hingga letusan modern, dunia telah menyaksikan beberapa peristiwa vulkanik yang sangat dahsyat.

Meskipun belum ada gunung berapi dengan VEI-8 dalam 10.000 tahun terakhir, telah terjadi beberapa letusan dahsyat dan merusak sepanjang sejarah manusia.

Berikut daftar letusan gunung api terdahsyat di dunia pada 1900-2025.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)


Most Popular