MARKET DATA

Harga Emas Antam Lanjut Loyo, Saatnya Borong Lagi?

Chandra Dwi Pranata,  CNBC Indonesia
22 November 2025 10:19
Seorang konsumen membeli emas Logam Mulia di Butik Emas di Galeri 24, Jakarta, Senin (2/6/2025). Harga emas Logam Mulia produksi PT Antam Tbk, kembali terbang pada hari ini. (CNBC Indonesia/Trisusilo)
Foto: Seorang konsumen membeli emas Logam Mulia di Butik Emas di Galeri 24, Jakarta, Senin (2/6/2025). Harga emas Logam Mulia produksi PT Antam Tbk, kembali terbang pada hari ini. (CNBC Indonesia/Trisusilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam terpantau kembali melemah pada Sabtu (22/11/2025).

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung Jakarta, harga emas satuan 1 gram pada hari ini dibanderol Rp 2.341.000/batang, turun Rp 7.000 dari posisi perdagangan kemarin.

Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam pada pagi hari ini berada di harga Rp 2.202.000 per gram, juga turun Rp 7.000 dari posisi kemarin.

Berikut harga emas Antam pada hari ini:

Harga emas Antam Logam Mulia sejalan dengan pergerakan emas global yang kembali merana pada perdagangan Jumat (21/11/2025).

Harga emas pada perdagangan Jumat kemarin ditutup di posisi US$ 4.065,39 per troy ons. Harganya melemah 0,34%. Dalam sepekan terakhir, emas juga terkoreksi 0,28% secara point-to-point.

Harga emas kembali membentuk tren pelemahan karena investor mencerna laporan ketenagakerjaan AS September 2025, yang menunjukkan angka ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan dan meredam prospek penurunan suku bunga Desember.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang diawasi ketat, menunjukkan bahwa data penggajian nonpertanian (non-farm payroll/NFP) September 2025 meningkat sebesar 119.000, lebih dari dua kali lipat perkiraan kenaikan 50.000.

Angka tersebut menguatkan pandangan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bahwa pasar tenaga kerja masih stabil, sehingga ruang pelonggaran suku bunga menjadi lebih terbatas dan menekan minat terhadap emas pasar global.

Di satu sisi, penciptaan lapangan kerja menunjukkan ketahanan ekonomi, namun di sisi lain, naiknya angka pengangguran mengindikasikan adanya pendinginan dalam pasar tenaga kerja yang dapat mempengaruhi keputusan suku bunga The Fed pada FOMC mendatang.

Sementara itu, klaim pengangguran lanjutan AS meningkat menjadi 1.974 ribu pada pekan yang berakhir 8 November 2025, mencapai level tertinggi sejak 2021 dan mencerminkan perlambatan aktivitas perekrutan. Sedangkan, klaim pengangguran awal turun 8.000 dari minggu sebelumnya menjadi 220.000 pada periode yang berakhir 15 November, tetap jauh di bawah rata-rata sejak akhir kuartal kedua.

Lonjakan klaim lanjutan, bersamaan dengan pertumbuhan klaim awal yang stabil, mencerminkan aktivitas perekrutan yang lebih rendah, bukan peningkatan PHK. Klaim pengangguran yang belum terselesaikan untuk pekerja federal mencapai 38.867 berdasarkan angka non-musiman, mencerminkan kenaikan 400% dari level sebelum shutdown pemerintah federal pada Oktober.

(chd/luc)


Most Popular