Biaya Kuliah Makin Mahal, 10 Saham Ini Bisa Disulap Jadi Tabungan Anak
Jakarta, CNBC Indonesia - Tren kenaikan biaya pendidikan tinggi di Indonesia terus berlanjut dalam beberapa tahun terakhir.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa rata-rata biaya kuliah mengalami kenaikan signifikan dan menjadi salah satu pendorong inflasi sektor pendidikan. Kondisi ini mendorong para ahli keuangan dan pemerhati pendidikan untuk mengimbau orang tua agar mulai menyiapkan investasi pendidikan sejak dini demi menjamin keberlanjutan studi anak di masa mendatang.
Berdasarkan perkembangan biaya pendidikan yang dihimpun BPS, rata-rata total biaya pendidikan untuk jenjang perguruan tinggi pada tahun ajaran 2023/2024 mencapai sekitar Rp19,01 juta per mahasiswa. Komponen terbesar dari biaya tersebut bukan hanya uang kuliah, tetapi juga uang saku, biaya penunjang, dan kebutuhan akademik lainnya.
Tren historis BPS dan berbagai analisis menunjukkan bahwa biaya kuliah naik lebih dari 50% dalam rentang 2014-2023. Kenaikan ini berjalan konsisten seiring peningkatan biaya operasional kampus, pengembangan fasilitas pendidikan, serta penyesuaian UKT di berbagai perguruan tinggi.
BPS juga mencatat bahwa inflasi pada sektor pendidikan masih terus terjadi. Pada periode terbaru, inflasi pendidikan mencapai sekitar 1,88%, dengan subkelompok pendidikan tinggi menyumbang lebih dari 1,3%. Angka ini menunjukkan bahwa biaya kuliah setiap tahun cenderung meningkat dan dapat terus melampaui inflasi umum.
Kenaikan biaya kuliah yang berkelanjutan memberi tekanan tersendiri bagi rumah tangga. Tanpa perencanaan yang matang, biaya kuliah dapat menjadi beban berat, terutama bagi keluarga yang memiliki lebih dari satu anak.
Melihat tren kenaikan biaya, pentingnya kesadaran akan perencanaan investasi jangka panjang. Tabungan konvensional dinilai tidak cukup mengejar laju inflasi pendidikan, sehingga diperlukan instrumen investasi yang memberikan imbal hasil optimal.
Dengan rata-rata biaya kuliah yang terus meningkat dan proyeksi inflasi pendidikan yang stabil di angka lebih dari 1% per tahun, para orang tua dituntut semakin cermat mengelola keuangan. Perencanaan yang dimulai sejak dini tidak hanya membantu menghadapi kenaikan biaya, tetapi juga memberikan ruang bagi anak untuk memilih jenjang pendidikan yang sesuai minat dan potensinya.
Kenaikan biaya kuliah diprediksi akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan. Oleh sebab itu, kesiapan finansial melalui investasi pendidikan diyakini menjadi langkah strategis agar setiap anak tetap memiliki akses memadai kepada pendidikan tinggi yang berkualitas.
Salah satu strategi investasi dapat dimulai dari investasi saham, meskipun dikenal dengan salah satu investasi yang agresif, akan tetapi saham mampu memberikan imbal hasil yang lebih cepat dan lebih tinggi, belum lagi dari dividennya.
CNBC Indonesia Research telah menganalisa 10 saham yang cocok untuk tabungan kuliah yang anak. Hal ini dikarenakan 10 saham ini mampu mencatatkan menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang konsisten dalam 5 tahun terakhir, cash flow positif dan besar, free float memadai, hingga pembagian dividen yang konsisten dalam 10 tahun terakhir, serta memiliki market cap yang besar sehingga likuiditas cukup baik.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)