Harga Emas Jalan di Tempat, Tapi Tenang Diramal Bisa Tembus US$4.400
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas emas sedikit melemah dan tak banyak berubah jauh. Kini harga emas tengah berada di area konsolidasi dengan bergerak sideaway. Harga emas belum banyak berubah seiring penutupan Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian tarif tingkatkan permintaan safe haven.
Pada perdagangan Kamis (6/11/2025), harga emas dunia sedikit melemah 0,12% di level US$3.977,63 per troy ons. Harga emas kini bertahan di area konsolidasi dan bergerak sideaway. Pelemahan ini membuat beban emas tembus ke level US$ 4.000 makin berat.
Pada perdagangan hari ini Jumat (7/11/2025) hingga pukul 06.32 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,10% di posisi US$3.981,75 per troy ons.
Harga emas sedikit melemah pada perdagangan Kamis, meskipun dolar mengalami penurunan. Harga emas cenderung stabil dan bergerak sideaway sejalan dengan kembalinya permintaan safe haven di tengah kekhawatiran atas penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan dan ketidakpastian atas legalitas tarif.
Pada perdagangan Kamis (6/11/2025), indeks dolar AS (DXY) melemah 0,47% di level 99,73. DXY turun setelah mencapai level tertinggi empat bulan di sesi sebelumnya, membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Dengan penutupan pemerintah AS dan skeptisisme dari para hakim Mahkamah Agung AS terhadap legalitas tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump, "kita melihat kebangkitan kembali minat terhadap aset safe haven," ujar Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
"Emas berada di jalur yang cukup baik untuk menutup tahun ini, saya rasa target akhir tahun di kisaran US$4.300 hingga US$4.400 per troy ons tampaknya masuk akal," tambah Grant.
Sementara itu menurut Fedwatch, The Federal Reserve AS memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini minggu lalu, dengan pasar mengantisipasi peluang 72% untuk pemangkasan lagi pada bulan Desember.
Presiden The Fed Bank of Cleveland, Beth Hammack, mengatakan pada hari Kamis bahwa tingkat inflasi yang tinggi yang sedang berlangsung menentang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS.
Emas dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian. Aset non-imbal hasil ini juga diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah.
Para pelaku pasar tetap berhati-hati, mencermati dampak dari kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump dan risiko yang terkait dengan penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan.
"Akan mengejutkan bagi kami jika harga emas tetap berada di kisaran US$4.000 per troy obs karena keluarnya modal spekulatif, dengan pembelian oleh bank sentral tetap menjadi pendorong positif utama ke depannya," menurut catatan SP Angel.
(saw/saw)