May Day! May Day! Harga Emas Terjun 3%, Tenggelam ke Level US$3.900

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Selasa, 28/10/2025 06:35 WIB
Foto: Pexels/Michael Steinberg

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas lagi-lagi merosot dan bahkan kini makin menjauh dari level psikologis US$4.000 per troy ons. Emas merosot ke bawah US$4.000 per troy ons karena kemajuan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China mendinginkan permintaan aset safe haven

Pada perdagangan sebelumnya Senin (27/10/2025), harga emas dunia terjun 3,19% dan ditutup di posisi US$3.980,55 per troy ons. Ini adalah kali pertama emas terlempar ke bawah level US$ 4.000 dan ditutup di level US$ 3.900 sejak 9 Oktober 2025.

Pada perdagangan hari ini Selasa (28/10/2025) hingga pukul 05.47 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,26% di posisi US$3.990,84 per troy ons.

Harga emas turun di bawah US$4.000 per troy ons pada perdagangan Senin karena tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan AS-China mengurangi sebagian daya tarik aset safe haven emas batangan, sementara pelaku pasar menunggu keputusan suku bunga The Federal Reserve AS pada minggu ini.

"Potensi kesepakatan perdagangan AS-China menandakan berkurangnya kebutuhan akan aset safe haven seperti emas," ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Emas mencapai rekor tertinggi US$4.381,21 per troy ons pada 20 Oktober, tetapi turun 3,2% minggu lalu menyusul indikasi meredanya ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. Para negosiator dari AS dan China pada hari Minggu menguraikan kerangka kerja kesepakatan untuk menghentikan tarif Amerika yang lebih tinggi dan menunda kontrol ekspor logam tanah jarang China.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan bertemu pada Kamis  (30/10/2025) untuk membahas lebih lanjut perjanjian perdagangan.

Selain aksi jual teknis, emas "mengalami penurunan lebih lanjut karena meredanya ketegangan perdagangan yang telah menaikkan harga dari US$3.800 menjadi US$4.400 per troy ons selama tiga minggu pertama bulan Oktober," ujar mitra pengelola CPM Group, Jeffrey Christian.

Sementara itu, pasar melihat peluang 97% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan The Fed hari Rabu.

Emas, aset non-imbal hasil, biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.

Meskipun sebagian besar analis dan investor memperkirakan logam kuning akan mencapai titik tertinggi lebih lanjut, bahkan mencapai US$5.000 per troy ons, beberapa skeptis tentang keberlanjutan kenaikan tajamnya baru-baru ini.

Analis Capital Economics pada hari Senin menurunkan proyeksi harga emas mereka menjadi US$3.500 per troy ons untuk akhir tahun 2026.

"Kenaikan harga sebesar 25% sejak Agustus jauh lebih sulit dibenarkan daripada pergerakan sebelumnya selama reli emas," ujarnya.


(saw/saw)
Pages