Kisah 2 Kekaisaran Ekonomi Dunia: 75 Tahun China Menantang Dominasi AS

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
28 October 2025 18:20
Foto kolase bendera Amerika Serikat dan China. IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
Foto: Foto kolase bendera Amerika Serikat dan China. IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama lebih dari tujuh dekade terakhir, dunia menyaksikan perubahan besar dalam peta kekuatan ekonomi dunia. Amerika Serikat (AS) yang semula menjadi satu-satunya raksasa ekonomi global, kini menghadapi penantang serius dari Asia, yakni China.

Dari pasca perang dunia II hingga masuknya era digital sampai kepada kecerdasan buatan (AI) saat ini, perbandingan antara kedua negara menunjukkan bagaimana kekuatan ekonomi dunia terus bergeser mengikuti perubahan zaman, kebijakan, dan strategi masing-masing negara.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II pada 1945, Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan ekonomi nomor satu dunia. Negeri Paman Sam itu tidak hanya selamat dari kehancuran perang, tetapi juga menjadi motor pemulihan ekonomi dunia melalui Marshall plan dan dominasi dolar AS sebagai global reserve currency.

Sementara itu, di Asia, China yang baru berdiri sebagai Republik Rakyat China (RRC) pada akhir 1049 berada dalam kondisi yang terpuruk.

Perekenomian yang masih agraris, dengan infrastruktur dan produktivitas yang sangat terbatas. Selama puluhan tahun, kesenjangan ekonomi antara kedua negara begitu lebar. Hingga akhirnya mulai menyempit secara drastis dalam beberapa dekade terakhir.

Kondisi 75 Tahun Lalu - 1950

Berdasarkan data Bureau of Economic Analysis (BEA), Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat pada 1950 mencapai US$299,8 miliar. Angka tersebut menjadikan AS sebagai ekonomi terbesar di dunia dengan kontribusi sekitar 27% dari total PDB global pada saat itu.

Sebaliknya, PDB China pada 1950 diperkirakan hanya sekitar US$30-40 miliar, menurut estimasi historis dari The Maddison Project Database (2020). Struktur ekonominya masih didominasi oleh pertanian, dengan produktivitas tenaga kerja yang rendah dan hampir tidak memiliki industri berat.

Periode ini menandai awal dari "American Century", di mana AS menjadi pusat keuangan, perdagangan, dan teknologi dunia, sementara China masih berkutat pada konsolidasi politik dan pemulihan ekonomi domestik.

Kondisi 50 Tahun Lalu - 1975

Dua puluh lima tahun setelahnya, dunia memasuki era Perang Dingin dan krisis minyak global.

Amerika Serikat mulai menghadapi tantangan baru berupa inflasi tinggi dan perlambatan pertumbuhan, sementara China perlahan bangkit dari masa Revolusi Kebudayaan yang menghancurkan produktivitas nasional.

Menurut data dari World Bank, PDB Amerika Serikat pada 1975 mencapai US$1.684,9 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan PDB China yang hanya sebesar US$163,7 miliar.

Artinya, ekonomi AS masih sekitar 10 kali lipat lebih besar dari China pada masa itu.

Meski demikian, tahun-tahun berikutnya menjadi masa persiapan penting bagi China. Reformasi ekonomi di bawah Deng Xiaoping yang dimulai pada 1978 membuka jalan bagi liberalisasi pasar, investasi asing, dan pertumbuhan industri manufaktur.

Sementara AS masih memimpin ekonomi dunia, bibit kebangkitan ekonomi China mulai tumbuh dari fase ini.

Kesenjangan keduanya memang masih lebar, namun fondasi transformasi struktural China sudah mulai terbentuk telah menjadi dasar bagi lompatan besar yang terjadi dalam beberapa dekade berikutnya.

Kondisi Saat Ini : Dua Raksasa Dunia Menguasai Ekonomi Global

Memasuki 2025, dunia menyaksikan keseimbangan baru antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Amerika Serikat dan China, keduanya kini menguasai hampir 45% dari total PDB global yang mencerminkan dominasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah ekonomi modern.

Berdasarkan data World Bank 2024, PDB Amerika Serikat mencapai US$29.184,9 miliar, sementara China sebesar US$18.743,8 miliar. tren pertumbuhan menunjukkan bahwa gap ekonomi terus menyempit dari tahun ke tahun.

Selisih keduanya kini berada di kisaran US$10,44 triliun, atau terpaut sekitar 64%, jauh lebih kecil dibandingkan 50 tahun lalu, ketika ekonomi AS masih 10 kali lebih besar dari China.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation