Harga Emas Antam Melonjak: Mas Kawin Mahal, 10 Gram Habis Puluhan Juta

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
10 October 2025 10:35
Mahar Nikah pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono dari Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta, Sabtu (10/12/2022).
Foto: Mahar Nikah pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono dari Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta, Sabtu (10/12/2022). (Tangkapan Layar Youtube Presiden Joko Widodo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mas kawin atau mahar dalam konteks pernikahan di Indonesia kerap identik dengan pemberian emas logam mulia, terutama dari Antam dengan berat 10 gram.

Emas Antam 10 gram menjadi populer saat menjadi mahar pernikahan karena nilainya relatif terus dan mudah dinilai. Kemudian, tersedia dalam kemasan resmi dengan sertifikat keaslian. Selain itu, ukurannya ideal, tidak terlalu kecil, tidak terlalu besar, sehingga dianggap simbolis namun tetap bernilai ekonomis. Adapun, praktis untuk diserahkan saat akad, dan mudah disimpan.

Banyak pasangan memilih logam mulia Antam karena terlihat elegan dan memiliki nilai sentimental serta finansial yang baik untuk jangka panjang.

Namun kini harga emas logam mulia Antam terus melonjak, jauh lebih tinggi dibanding 10 tahun lalu.

Kenaikan harga emas logam mulia Antam dalam 10 tahun terakhir mencapai 323%. Pada akhir Desember 2015 harga logam mulia Antam tercatat hanya Rp545.000 per gram. Kini hingga perdagangan 9 Oktober 2025, harga logam mulia Antam telah mencapai Rp2.303.000 per gram.

Sehingga, saat membeli emas logam mulia Antam seberat 10 gram pada 10 tahun lalu harganya masih Rp5.450.000. Namun kini, harga untuk 10 gram telah mencapai Rp23.030.000. Artinya, naik empat kali lipat lebih.

Harga Rp10 gram emas logam mulia Antam saat ini, setara dengan 40 gram lebih logam mulia Antam 10 tahun lalu.

Karena kenaikannya yang terus menjanjikan, logam mulia Antam bisa dijadikan alat investasi jangka menengah hingga panjang.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation