HUT ke-80 TNI

Jelang HUT ke-80 TNI, Mengenal Makna Baret Prajurit AD-AL-AU

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
04 October 2025 16:00
Personel Pasukan Khusus Militer Indonesia berbaris selama perayaan HUT ke-79 Militer Indonesia di kompleks Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Indonesia, 5 Oktober 2024. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)
Foto: Personel Pasukan Khusus Militer Indonesia berbaris selama perayaan HUT ke-79 Militer Indonesia di kompleks Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Indonesia, 5 Oktober 2024.(REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu hari lagi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 pada Minggu (5/10/2025). Perjalanan panjang delapan dekade ini telah menjadikan TNI sebagai salah satu kekuatan pertahanan utama di kawasan Asia Tenggara.

Namun, di balik kekuatan alutsista pertahanan dan strategi militer, ada simbol yang lekat dengan setiap prajurit yakni baret.

Baret bukanlah sekadar pelengkap seragam namun juga sebuah identitas, kebanggaan, dan cerminan tugas serta fungsi tiap satuan. Setiap warna baret memiliki makna, lambang, serta keterikatan erat dengan sejarah dan tradisi militer di masing-masing matra TNI, baik Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), maupun Angkatan Udara (AU).

TNI AD

Baret TNI AD memiliki beragam warna yang menandakan satuan berbeda.

Mulai dari Baret hijau dengan lambang Kartika Eka Paksi, yang dikenakan oleh prajurit TNI yang bertugas di Markas Besar TNI AD, Kodam, hingga Koramil. Sedangkan hijau dengan lambang Cakra Sapta Agni melekat pada prajurit Kostrad.

Selain itu, terdapat pula baret merah yang menjadi simbol pasukan elit Kopassus dengan lambang Tribhuana Chandraca Satya Dharma, yang menegaskan keberanian dan pengabdian yang luar biasa. Adapun baret hitam dengan lambang Tri Daya Cakti dikenakan oleh satuan Kavaleri, mencerminkan mobilitas tinggi dan ketangguhan di medan pertempuran.

Sementara itu, baret cokelat dipakai oleh Arhanud dengan lambang Vyati Rakca Bhala Cakti serta Armed dengan lambang Tri Shandya Yudha. Baret biru dengan lambang Topeng Gajah Mada menjadi identitas Polisi Militer AD (POM AD).

TNI AL

Di matra laut, baret biru tua dengan lambang Jalasena Jaya Mahe adalah identitas prajurit di Markas Besar TNI AL, sementara baret serupa dengan lambang perisai merah dikenakan oleh Komando Armada (Koarmada I, II, III).

Baret merah dengan lambang jangkar dan katak melekat pada prajurit Kopaska, pasukan katak TNI AL yang dikenal dengan operasi bawah lautnya. Baret ungu dengan lambang Jalesu Bhumyamca Jayamahe menjadi ciri khas Korps Marinir, yang memiliki kemampuan tempur di darat, laut, hingga udara.

Selain itu, baret ungu juga dipakai Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) dengan tambahan simbol Brevette Intai Amfibi. Sedangkan baret hitam dengan lambang Hiu Kencana dikenakan oleh Korps Kapal Selam, menandakan keahlian di bawah permukaan laut.

TNI AU

Di udara, baret biru dengan lambang Swa Bhuwana Paksa menjadi identitas prajurit TNI AU secara umum, termasuk anggota pangkalan udara (Lanud). Baret biru dengan lambang pistol bersilang dipakai oleh Polisi Militer AU (POM AU).

Sementara itu, baret jingga menjadi simbol pasukan elit Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat), dengan lambang perisai, parasut, senapan, dan artileri. Warna jingga khas ini menandakan kemampuan multi-dimensi dalam operasi udara, darat, dan khusus.

Simbol Kehormatan Prajurit

Makna baret di setiap matra menunjukkan bahwa identitas prajurit TNI tak hanya dilihat dari seragam atau pangkat, tetapi juga warna dan lambang di kepala mereka. Baret adalah simbol kehormatan, dedikasi, serta jati diri satuan yang melekat sepanjang pengabdian mereka untuk bangsa dan negara.

CNCB INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/luc)
Tags

Most Popular
Recommendation