2 Tahun Perang Gaza

Ketika Perang Jadi Ladang Bisnis: Antara Cuan & Hati Nurani

Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
07 October 2025 11:35
Jelang HUT ke 80, Alutsista Tiga Matra Terpakir di Kawasan Monas. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Jelang HUT ke 80, Alutsista Tiga Matra Terpakir di Kawasan Monas. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Gaza sudah berlangsung tepat dua tahun pada hari ini. Perang yang meletus sejak 7 Oktober 2023 tersebut meluluhlantakan Jalur Gaza. Namun, di balik tragedi perang ternyata ada ada pihak yang malah diuntungkan, termasuk emiten raksasa dunia.

Jejaring korporasi multinasional-banyak di antaranya merupakan emiten favorit di bursa saham global-yang produk dan teknologinya menjadi komponen krusial dalam operasi militer, termasuk di Gaza.

Analisis ini mengurai siapa saja para pemain kunci, bagaimana model keterlibatan mereka, serta apa implikasinya bagi investor di tengah pergeseran lanskap investasi yang semakin menimbang risiko geopolitik dan etis. 

Tidak semua emiten di bawah memang terlibat dalam Perang Gaza.  Namun,i mereka adalah perusahaan raksasa militer yang selalu cuan di saat perang atau di tengah semakin menguatnya tensi geopolitik saat ini.

Langit Gaza: Dominasi Raksasa Dirgantara & Pertahanan

Sektor ini menjadi tulang punggung bagi superioritas teknologi militer di lapangan, dengan beberapa pemain utama yang dominan.

  • The Boeing Company (BA)
    Raksasa dirgantara AS ini teridentifikasi sebagai pemasok utama bagi Angkatan Udara Israel. Jejak produknya terlihat pada penggunaan jet tempur F-15, helikopter serang Apache, serta amunisi presisi Joint Direct Attack Munition (JDAM) yang esensial dalam serangan udara.

  • Rolls-Royce plc (RR)
    Penelusuran kami juga menemukan keterlibatan perusahaan rekayasa ikonik Inggris ini dalam memasok komponen vital untuk armada darat. Rolls-Royce teridentifikasi sebagai pemasok mesin untuk tank tempur utama Merkava dan kendaraan angkut personel lapis baja Eitan.

Jejak Roda di Medan Perang: Dari Truk Komersial Hingga Lapis Baja

Di darat, terlihat keterlibatan beragam perusahaan dari sektor otomotif, baik melalui penyediaan kendaraan militer khusus maupun adaptasi produk komersial.

  • Mercedes-Benz Group AG (MBG)
    Produsen mobil premium ini juga memiliki lini bisnis pertahanan yang kuat, di mana kami menemukan perannya sebagai pemasok kendaraan militer khusus seperti pengangkut tank (tank transporters).

  • Ford (F) & General Motors (GM)
    Jejak raksasa otomotif AS ini ditemukan melalui penggunaan masif kendaraan komersial mereka-terutama truk pikap dan SUV-yang dimodifikasi untuk kebutuhan patroli, logistik, dan transportasi pasukan.

  • Toyota Motor Corp (TM)
    Kendaraan Toyota khususnya model Hilux dan Land Cruiser, teridentifikasi sebagai pilihan utama di lapangan karena durabilitasnya yang tinggi, sehingga kerap diadaptasi untuk berbagai misi taktis.

  • AM General & Flyer Defense
    Perusahaan ini teridentifikasi para pemain spesialis. AM General sebagai produsen Humvee (HMMWV) dan Flyer Defense sebagai pembuat kendaraan taktis ringan untuk pasukan khusus, keduanya merupakan bagian integral dari operasi darat.

Garis Depan Konstruksi & Destruksi: Peran Alat Berat

Kemudian peran strategis sektor alat berat dalam membentuk kondisi di medan perang juga menjadi salah satu faktor penting berupa perusahaan ini, termasuk HD Hyundai Heavy Industries. 

Raksasa industri Korea Selatan ini teridentifikasi sebagai pemasok utama alat berat. Produknya, seperti ekskavator dan bulldozer, memegang peran kunci dalam operasi penghancuran dan rekayasa konstruksi di lapangan.

Apakah Emiten Militer Layak Beli?

Berangkat dari temuan di atas, berikut hal-hal yang perlu dianalisis yang bersinggungan dan relevan bagi para investor serta pelaku pasar. 

Pertama, yaitu saham-saham di sektor pertahanan, yang di satu sisi menawarkan pendapatan stabil dari kontrak multi-tahun, di sisi lain menciptakan risiko ESG yang signifikan karena eksposur langsung terhadap konflik bersenjata, yang dapat memicu tekanan jual dari investor institusional.

Kedua, yaitu adanya risiko reputasi pada aset guna ganda (dual-use). Bagi perusahaan seperti otomotif dan alat berat, ditekankan bahwa risiko utama mereka terletak pada citra merek. Meskipun produk mereka bersifat netral, penggunaannya di zona perang dapat merusak reputasi di pasar konsumen, sehingga investor perlu mencermati potensi dampak rambatan terhadap penjualan dan valuasi.

Terakhir, yaitu bahwa investor tidak bisa lagi hanya melihat satu perusahaan secara terisolasi. Karena sistem senjata modern dirakit dari komponen global yang berlapis, investor didorong untuk menganalisis seluruh ekosistem dan ketergantungannya untuk memahami risiko geopolitik secara komprehensif.

Ke depan, tuntutan transparansi dari investor terhadap emiten terkait penggunaan akhir produk mereka akan semakin menguat, menjadikan isu ini sebagai salah satu faktor kunci dalam pengambilan keputusan investasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(gls/gls)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation