Harga Emas Ngebut Tanpa Rem: Setiap Hari Pecah Rekor, Kapan Berhenti?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Rabu, 01/10/2025 06:31 WIB
Foto: emas gold bar

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak ada rem, harga emas terus melesat mencetak rekor-rekor tertinggi baru. Harga emas kembali menguat di tengah kekhawatiran penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan data ketenagakerjaan yang lemah.

Pada perdagangan Selasa (30/9/2025), harga emas dunia naik 0,64% di level US$3.858,18 per troy ons. Harga ini menjadi penutupan tertinggi dalam perdagangan emas sepanjang masa. Dalam perdagangan intraday, harga emas sempat menyentuh level tertinggi di US$3.871,45 per troy ons.

Emas juga sudah menguat selama empat hari beruntun dengan penguatan 3,27% sekaligus mencetak rekor pada empat hari terakhir.

Pada perdagangan hari ini Rabu (1/10/2025) hingga pukul 06.15 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,07% di posisi US$3.860,79 per troy ons.

Harga emas batangan telah naik 11,5% sejauh ini di September. Ini adalah kenaikan persentase bulanan terbesar sejak Agustus 2011. 

Harga emas menguat pada perdagangan Selasa, kembali cetak rekor tertinggi, didorong oleh kekhawatiran akan kemungkinan penutupan pemerintah AS.

Data JOLTS atau lowongan kerja AS mencatat lowongan pekerjaan di Amerika Serikat naik 19.000 menjadi 7,227 juta pada Agustus 2025, dari revisi naik sebesar 7,208 juta pada Juli, sejalan dengan ekspektasi pasar. Data ini juga  sedikit di atas perkiraan dan lebih tinggi dari angka sebelumnya 7,184 juta.

Rilis JOLTS ini diawasi ketat oleh pelaku pasar karena memberikan sinyal awal mengenai permintaan tenaga kerja dan minat perekrutan, terutama karena data ini keluar sebelum laporan bulanan Non-Farm Payrolls (NFP).

Namun perlu diingat, data ini dirilis untuk bulan sebelumnya (laporan kali ini untuk Agustus).

Kinerja yang lebih baik dari perkiraan hari ini menunjukkan bahwa, meskipun momentum ekonomi di sektor lain melambat, kondisi ketenagakerjaan AS belum memburuk. Namun, bagi sebagian orang data JOLTS tetap mengecewakan.

Terlebih, Perekrutan juga menurun, sejalan dengan melemahnya kondisi pasar tenaga kerja yang dapat memungkinkan Federal Reserve untuk kembali memangkas suku bunga bulan depan meskipun belanja konsumen masih kuat.

Perekrutan menurun 114.000 menjadi 5,126 juta pada bulan Agustus. PHK turun 62.000 menjadi 1,725 juta.

"Emas kembali menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan mudah memulihkan kerugian awal setelah data JOLT Amerika yang kurang menggembirakan, yang tidak akan menghalangi penurunan suku bunga lagi dalam waktu satu bulan," ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen.

"Penutupan sebagian pemerintah AS yang mengancam menambah ketidakpastian dan memperkuat seruan untuk beli emas," tambang Wong.

Dengan kemungkinan pemerintah akan tutup ketika dana habis pada tengah malam Selasa waktu AS, laporan JOLTs bisa menjadi data ekonomi penting terakhir dalam beberapa waktu. Departemen Tenaga Kerja dan Perdagangan mengatakan pada Senin bahwa semua rilis data, termasuk laporan ketenagakerjaan bulan September yang akan dirilis pada hari Jumat, akan ditangguhkan.

Para pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 97% pada pertemuan The Federal Reserve bulan Oktober.

Sementara itu, Washington bersiap menghadapi penutupan pemerintah atau shutdown. Partai Republik dan Demokrat masih menemui jalan buntu dan kemungkinan tidak akan mencapai kesepakatan sebelum batas waktu pendanaan tengah malam.

"Setiap penutupan pemerintah yang berlangsung lama akan berdampak buruk pada kinerja ekonomi Amerika Serikat dan hal itu mendorong pelonggaran kebijakan The Federal Reserve, yang kemungkinan besar akan berdampak positif bagi emas," ujar Wong.


(saw/saw)
Pages