Saham DADA Bangkit dari Kubur: Terbang 1.700%, Dulu Rp 6 Jadi Segini

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
25 September 2025 13:45
Proyek Apple Condovilla, PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) atau Diamond Land/dok Diamond Land
Foto: Proyek Apple Condovilla, PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) atau Diamond Land/dok Diamond Land

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan pasar saham terkadang sulit ditebak. Saham yang telah mati suri pun bisa bangkit dan mencetak multibagger. Bukan fundamental, biasanya katalis positif menjadi dasar kenaikan saham tersebut.

Salah satunya saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) yang berhasil bangkit dari kuburnya dan kini masuk dalam lima besar saham RI yang mencetak return tertinggi di sepanjang tahun ini.

DADA adalah perusahaan pengembang properti (developer) yang bergerak di wilayah Jakarta dan Depok. Mereka membangun produk-produk residential seperti rumah tapak (cluster), apartemen, aparthouse, low-rise dan high-rise building, serta kompleks ruko.

Terpantau hingga perdagangan intraday hari ini Kamis (25/9/2025), saham DADA telah melesat 1.762,5% di sepanjang tahun dengan berada di level Rp149 per lembar saham.

Jika Anda membeli saham DADA di harga Rp 6 dengan modal Rp 3.000.000 maka nilainya kini Rp 74,5 juta.

Saham DADA sempat mendekam di harga terendahnya Rp6 per lembar saham dengan transaksi yang hanya ratusan ribu rupiah per hari kini berubah menjadi ratusan miliar rupiah per hari dan terus mencatatkan Auto Rejection Atas (ARA).

Kini saham DADA tengah masuk dalam efek pemantauan khusus kriteria 1 sejak 31 Mei 2024, yang berisi harga rata-rata saham di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp51,00.

Dalam kondisi likuiditas rendah dengan rata-rata harian nilai kurang dari Rp5.000.000 (lima juta rupiah) dan volume kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) selama 3 bulan terakhir.

Kenaikan luar biasa saham DADA di dorong oleh beberapa katalis positif mulai dari melesatnya laba bersih perseroan hingga pembagian dividen.

Pada semester I 2025, DADA berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 5,39 miliar, tumbuh 41,38% secara tahunan (yoy). Akan tetapi rasio beban pokok juga meningkat dari 29,43% menjadi 36,76%.

Laba kotor perseroan pun tercatat naik 26,65% (yoy) menjadi Rp 3,41 miliar.

Sementara itu, beban penjualan dan pemasaran mengalami penurunan menjadi Rp 578,71 juta dari Rp 1,00 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan pun berhasil mencatatkan laba usaha menjadi Rp746,22 juga, melesat 1.138,90% (Year on Year/YoY). Hal ini mampu menambal peningkatan beban umum dan administrasi yang naik 28,27% (YoY) menjadi Rp 2,09 miliar.

Beban keuangan dan beban pajak yang masing-masing melonjak 3.188,98% (YoY) menjadi Rp 396,98 juta dan 39,78% (YoY) menjadi Rp 133,36 juta.

Perseroan pun membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 219,67 juta, melejit 206,58% (YoY).

Selain itu, DADA akhirnya membagikan dividen untuk pertama kalinya sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 Februari 2020.

Perseroan membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2024 sebesar Rp 1,04 miliar, dengan dividen saham Rp0,14 per lembar saham.

Di pasar negosiasi, dividen DADA telah jatuh cum date pada 15 September 2025 dan ex dividen pada 16 September 2025.

Sementara di pasar tunai, dividen DADA telah jatuh cum date pada 17 September 2025 dan ex dividen pada 18 September 2025.

Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai jatuh pada 17 September 2025 dan dividen akan dibayarkan pada 9 Oktober 2025.

Diketahui, data kinerja keuangan per 31 Desember 2024 yang mendasari pembagian dividen yakni laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp1,26 miliar. Sementara, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya mencapai Rp47,61 miliar. Dengan total ekuitas sebesar Rp352,17 miliar.

Di sisi lain, saat ini DADA tengah melakukan proses serah terima unit di sejumlah proyek properti seperti Plaza Convill dan Apple 3. DADA juga tengah menjalin komunikasi dengan calon investor asing dengan reputasi baik di tingkat internasional.

Proses pembahasan berjalan konstruktif, namun masih berada pada tahap penjajakan dan belum menghasilkan perjanjian yang bersifat mengikat.

Potensi masuknya investor asing ini sebagai langkah positif yang sejalan dengan strategi pengembangan jangka panjang perseroan.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation