Teruji Ratusan Tahun, Begini Rahasia Menguji Keaslian Batu Permata

Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
23 September 2025 15:30
A staff wears an orange-pink diamond ring weighing 25.62 carats, a tourmaline and diamond ring weighing 9.88 carats and a yellow diamond ring weighing 25.88 carats, during a preview at Sotheby's, before their auction sale in Geneva, Switzerland, November 2, 2021.  REUTERS/Denis Balibouse
Foto: Seorang staf mengenakan cincin berlian oranye-merah muda seberat 25,62 karat, cincin turmalin dan berlian seberat 9,88 karat, dan cincin berlian kuning seberat 25,88 karat sebelum penjualan lelang mereka di Sotheby's, Jenewa, Swiss, 2 November 2021. (REUTERS/Denis Balibouse)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat memilih batu permata untuk perhiasan, faktor seperti warna, potongan, dan kejernihan seringkali menjadi pertimbangan utama. Namun, ada satu karakteristik fundamental yang menentukan daya tahan dan keawetan sebuah mineral yaitu kekerasan dari suatu mineral itu sendiri.

Untuk mengukur sifat ini, para ahli geologi dan gemologi di seluruh dunia bergantung pada sebuah sistem pengujian sederhana namun efektif yang diciptakan lebih dari 200 tahun yang lalu, yaitu Skala Kekerasan Mohs.

Apa Itu Skala Mohs dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Dikembangkan oleh ahli mineralogi Jerman, Friedrich Mohs, pada tahun 1812, Skala Kekerasan Mohs adalah sistem peringkat yang mengukur ketahanan gores relatif berbagai mineral.

Prinsipnya sangatlah mendasar yaitu mineral yang lebih keras akan menggores mineral yang lebih lunak.

Skala ini terdiri dari 10 mineral referensi, diberi peringkat dari 1 (paling lunak) hingga 10 (paling keras).

Penting untuk dicatat, Skala Mohs adalah skala ordinal, bukan linear. Ini berarti peringkat hanya menunjukkan urutan "lebih keras dari", tetapi tidak menunjukkan "berapa kali lebih keras".

Sebagai contoh, kekuatan Talc dan Molybdenite adalah mineral dengan tingkat ketahanan yang terlunak yaitu tingkat ketahanan 1, bahkan mampu tergores hanya menggunakan gesekan kuku manusia saja.

Kemudian untuk Berlian yang berada di kekuatan Mohs 10, dengan ini berlian mampu untuk menggores tingkatan Mohs di bawahnya. Walaupun Berlian (10) dan Sapphire (9) diketahui bahwa kekuatan berlian berada pada kisaran 4 kali lebih kuat daripada Sapphire itu sendiri padahal hanya berada 1 urutan di bawah berlian itu sendiri.

Mengapa Kekerasan Penting untuk Batu Permata?


Kekerasan adalah faktor krusial untuk perhiasan yang akan dipakai sehari-hari, seperti cincin pertunangan. Batu permata dengan peringkat kekerasan tinggi (di atas 7) jauh lebih tahan terhadap goresan dari debu (yang sering mengandung partikel kuarsa), benturan, dan pemakaian sehari-hari.

Inilah sebabnya mengapa batu permata paling populer untuk perhiasan berharga cenderung berada di peringkat atas Skala Mohs:

Memahami Skala Mohs tidak hanya memberikan wawasan tentang dunia mineral, tetapi juga membantu kita menghargai mengapa beberapa batu permata dihargai karena keindahannya yang abadi dan tahan lama.

Bisa Koleksi yang Mana Aja?

Sebagian Besar dari jenis mineral di atas adalah mineral yang aman untuk dikoleksi Mineral-mineral ini umumnya dianggap tidak beracun dan aman untuk dipegang. Ini termasuk hampir semua batu permata paling terkenal. Mencuci tangan setelah memegang koleksi mineral apa pun tetap merupakan praktik yang baik.

Berikut jenis mineral yang sudah dikelompokkan ke jenis masing-masing mineral:

1.Kelompok Kuarsa
Quartz, Amethyst, Citrine, Rose Quartz, Agate, Aventurine, Bloodstone, Carnelian, Chalcedony, Chrysoprase, Jasper, Onyx, Tiger's Eye

2.Kelompok Feldspar
Orthoclase, Adularia, Labradorite, Sunstone

Kuarsa mawar (Rose Quartz). (Image by Hans-August Beer from Pixabay)Foto: Kuarsa mawar (Rose Quartz). (Image by Hans-August Beer from Pixabay)
Kuarsa mawar (Rose Quartz). (Image by Hans-August Beer from Pixabay)



3. Kelompok Permata Beril
Beryl, Emerald, Aquamarine, Heliodor

4. Kelompok Korundum
Corundum, Ruby, Sapphire

5.Kelompok Garnet
Garnet, Almandine, Demantoid, Hessonite, Rhodolite, Spessartine, Tsavorite, Uvarovite

6.Batu Permata Populer Lainnya
Alexandrite, Chrysoberyl, Diamond, Iolite, Jadeite, Kunzite, Kyanite, Lapis Lazuli, Lazurite, Nephrite, Olivine (Peridot), Opal, Spinel, Tanzanite, Topaz, Tourmaline, Turquoise, Zircon.

Mineral Umum Lainnya: Apatite, Aragonite, Calcite, Celestine, Charoite, Danburite, Diopside, Dioptase, Fluorite, Gypsum (Selenite), Hematite, Magnetite, Molybdenite, Pearl, Pyrite (dengan catatan), Rhodonite, Rutile, Scheelite, Sodalite, Sulphur, Talc, Titanite, Zoisite

Batu Alexandrite. (Dok. GIA)Foto: Batu Alexandrite. (Dok. GIA)
Batu Alexandrite. (Dok. GIA)

Saat ingin untuk memulai koleksi mineral-mineral di atas, tetaplah berpegang pada mineral-mineral dari daftar "Aman" ini.

Jika berkeinginan atau tertarik untuk mengoleksi mineral dari yang tidak disebutkan pada daftar di atas, sangat penting untuk melakukan riset mendalam terlebih dahulu mengenai cara penanganan dan penyimpanan yang aman, seperti menggunakan sarung tangan dan menyimpannya dalam wadah tertutup yang diberi label dengan jelas.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(gls/gls)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation