Sejarah Dunia: Harga Emas Tembus Level Baru US$ 3.600: Pesta Lagi!

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
09 September 2025 06:45
emas gold
Foto: emas gold

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas akhirnya menembus level psikologis US$3.600 per troy ons. Menguatnya spekulasi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mendorong laju emas semakin tinggi.

Pada perdagangan Senin (8/9/2025), harga emas dunia melesat 1,37% di level US$3.635,36 per troy ons. Penutupan perdagangan ini menjadikan harga emas tertinggi sepanjang masa dan naik selama dua hari beruntun.

Pada perdagangan hari ini Selasa (9/9/2025) hingga pukul 06.20 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,16% di posisi US$3.629,58 per troy ons.

Harga emas melonjak melewati level US$3.600 per troy ons untuk pertama kalinya pada perdagangan Senin, mencapai rekor tertinggi, karena data ketenagakerjaan AS yang lemah memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada minggu depan.

Logam kuning ini dapat memperpanjang momentumnya menuju US$3.700 hingga US$3.730 per troy ons dalam waktu dekat, dengan penurunan singkat kemungkinan dilihat sebagai peluang beli, menurut Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.

"Melemahnya pasar tenaga kerja yang berkelanjutan dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang berkelanjutan hingga awal 2026 dapat memberikan dukungan berkelanjutan bagi emas batangan." ucap Grent kepada Reuters.

Laporan ketenagakerjaan pada Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melambat tajam pada Agustus. Para trader kini melihat peluang 88% untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin pada pertemuan The Fed bulan September, dengan peluang sekitar 12% untuk pemangkasan yang lebih besar, yaitu 50 basis poin.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk menyimpan emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga emas naik 37% sepanjang tahun ini, setelah naik 27% pada tahun 2024, didorong oleh pelemahan dolar, akumulasi bank sentral yang kuat, pengaturan moneter yang dovish, dan meningkatnya ketidakpastian global.

Bank sentral China memperpanjang pembelian emasnya menjadi 10 bulan berturut-turut pada bulan Agustus, data resmi menunjukkan pada hari Minggu.

Sementara itu, imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun berada pada level terendah dalam lima bulan ke 4,05%. Imbal hasil yang melandai merupakan kabar baik bagi emas. Logam mulia tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil akan menguntungkan emas.

Melemahnya dolar AS juga menopang emas. Indeks dolar melemah 97,45 pada perdagangan kemarin, dari 97,77 pada hari sebelumnya. Pembelian emas dkonversi dalam dolar AS sehingga melemahnya dolar akan meningkatkan permintaan.

Investor kini menantikan data harga produsen AS pada hari Rabu dan harga konsumen pada hari Kamis untuk petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan The Fed.

"Jika pelemahan data AS berlanjut, maka momentum bullish emas yang sedang berlangsung juga akan berlanjut, karena dolar AS dan imbal hasil terus turun," ujar Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com.

Sebaliknya, Razaqzada menambahkan, "Jika data AS menunjukkan ketahanan yang mengejutkan dalam beberapa minggu mendatang, maka hal itu mungkin menyebabkan emas terkoreksi dari level yang tinggi ini."


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation