Pesta Pora! Harga Perak Catat Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
07 September 2025 08:18
silver perak
Foto: silver perak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga silver di pasar spot mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, hal ini sejalan dengan melesatnya harga emas dunia yang lagi-lagi mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Ekspetasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) hingga konflik geopolitik masih menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan silver.

Pada penutupan perdagangan Jumat (5/9/2025), silver (XAG) naik 0,76% di level US$40,98 per troy ons. Harga silver sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan intraday 3 September 2025 di level US$41,46.

Siklus pemangkasan suku bunga The Fed AS telah menentukan fluktuasi harga perak yang tinggi pada semester kedua tahun 2025.

Pasar bulan September dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa seperti pernyataan dovish Ketua The Fed pada Pertemuan Tahunan Bank Sentral Global dan rilis data PCE AS bulan Juli pada 29 Agustus, yang memenuhi ekspektasi dan semakin mendukung pelonggaran moneter.

Menurut CME FedWatch Tool, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed meningkat dari 63% sebulan yang lalu menjadi 87%. Pada 1 September, harga emas mendekati level tertinggi sebelumnya, sementara perak menembus puncak sebelumnya untuk mencapai level tertingginya dalam hampir 14 tahun.

Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed AS pada bulan September dan sepanjang tahun ini, dikombinasikan dengan risiko geopolitik, merupakan pendorong utama di balik putaran kenaikan harga ini. Fundamental penawaran dan permintaan juga mendukung tren bullish untuk harga perak, dengan permintaan konsumsi industri domestik yang stabil dan potensi gangguan pasokan jangka pendek akibat pemeliharaan smelter yang diperkirakan akan dilakukan pada bulan September.

Pada 25 Agustus, Survei Geologi AS merilis draf pembaruan Daftar Mineral Kritis, yang mengusulkan untuk mengklasifikasikan enam mineral yakni tembaga, kalium, timbal, renium, silikon, dan perak, sebagai mineral kritis. Meskipun peristiwa ini tidak langsung memengaruhi harga perak jangka pendek, kekhawatiran tetap ada bahwa AS mungkin akan menggunakan Pasal 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan 1962 untuk mengenakan tarif yang tinggi pada impor perak batangan dan bubuk. Citi mencatat AS bergantung pada impor untuk 64% pasokan peraknya, dengan premi berjangka COMEX saat ini meremehkan risiko tarif.

Dari independensi The Fed AS, menyusul pemecatan Gubernur The Fed Cook oleh pemerintahan Trump, kedua belah pihak terlibat dalam debat sengit di ruang sidang. Di satu sisi, erosi independensi The Fed dapat berdampak serius pada kredibilitas dolar AS. Di sisi lain, pasar khawatir kebijakan moneter AS dapat dipolitisasi, yang memicu penurunan saham, obligasi, dan mata uang secara bersamaan. Permintaan aset safe haven jangka pendek untuk logam mulia seperti emas dan perak telah mendapatkan dukungan likuiditas, tetapi risiko koreksi harga jangka menengah dan panjang telah meningkat.

Sementara itu pada bulan Agustus, ketegangan dalam konflik Rusia-Ukraina dan situasi Timur Tengah mereda, dengan para pedagang optimis tentang potensi negosiasi. Namun, pada 1 September, Presiden Komisi Eropa mengusulkan rencana konkret untuk mengerahkan pasukan Eropa ke Rusia, yang membayangi prospek perdamaian.

Adapun, topik hangat seperti restrukturisasi militer Eropa dan reindustrialisasi AS dapat menyebabkan penyesuaian neraca perak global. Namun, ini hanyalah salah satu faktor yang mendukung fluktuasi jangka menengah dan panjang pada harga tertinggi, dan tidak dapat mendorong harga lebih tinggi secara signifikan dalam jangka pendek.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/wur)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation