Penjualan Mobil Bekas Ngebut, ASLC Kebanjiran Cuan

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
02 September 2025 13:25
Bursa mobil bekas WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Kamis (24/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra)
Foto: Bursa mobil bekas WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Kamis (24/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Prospek pasar mobil bekas dinilai akan lebih moncer dibandingkan mobil baru, ini membuat saham PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) terbang lebih dari 80% hanya dalam sebulan.

Pada perdagangan Selasa hari ini (2/9/2025) sampai 11.30 WIB, saham ASLC juga bergerak moncer sekitar 5,45% ke posisi Rp116 per lembar. Penguatan ini semakin mengakumulasi reli saham ASLC dalam sebulan sebesar 81,25%.

ASLC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jual-beli mobil bekas dan ekosistem otomotif digital.

Pergerakan ciamik saham ASLC didukung oleh prospek penjualan mobil bekas yang dinilai lebih seksi dibandingkan mobil baru, seiring pergeseran minat beli konsumen di kondisi ekonomi saat ini.

Mobil Bekas Lebih Dilirik Dibanding Mobil Baru

Sejak tahun lalu, mobil bekas makin banyak dilirik dibandingkan mobil baru, alasannya mobil bekas menawarkan harga lebih ramah dikantong di kondisi daya beli masyarakat saat ini yang tertekan akibat suku bunga tinggi dan inflasi.

Buktinya, pada sepanjang 2025 lalu mobil bekas laku 1,8 juta unit, sementara mobil baru ketinggalan jauh tak sampai setengahnya, hanya 865.723 unit.

Daya tarik terhadap mobil bekas juga masih berlanjut pada tahun ini. Data Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) sampai Mei 2025 mencatat pembiayaan bekas berhasil tumbuh 10% secara tahunan (yoy) menembus Rp117,55 triliun, ini kontrasi dengan pebiayaan mobil baru yang justru turun 0,24% yoy menjadi Rp234,18 triliun.

Secara industri, pasar mobil memang masih lesu pada tahun ini, secara total, penjualan mobil di paruh pertama tahun 2025 tercatat sebanyak 374.741 unit. Angka ini juga ambruk 35.279 unit atau 8,60% dibandingkan periode sama tahun 2024 yang mencatat penjualan sebanyak 410.020 unit.

Namun, dari kondisi ini mobil bekas justru mendapat momentum untuk semakin unjuk gigi pada paruh kedua tahun ini.

Alasannya, suku bunga sudah semakin turun, tercermin dari langkah Bank Indonesia (BI) yang sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat hari.

Seharusnya hal tersebut secara bertahap akan mengurangi bunga pinjaman pembiayaan mobil yang membuat minat beli konsumen kembali lagi.

Harga mobil bekas juga dinilai lebih tahan depresiasi, secara keseluruhan lebih ramah kantong untuk konsumen segmen kalangan menengah yang sedang menghemat di kondisi ekonomi yang sedang melambat saat ini.

Rumor ASLC Mau Diakuisisi Investor Jepang

Selain soal prospek pasar mobil bekas, pergerakan liar saham ASLC juga ditengarai rumor akuisisi oleh investor asal Jepang dengan harga premium.

Konon, transaksi tersebut disebut-sebut akan dilakukan di level harga penawaran perdana (IPO) Rp256 per saham, lebih dari dua kali lipat harga pasar saat ini di Rp126 per saham.

Menanggapi isu tersebut, Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) selaku induk usaha ASLC, Prodjo Sunarjanto, menegaskan pihaknya masih menggenggam mayoritas kepemilikan. "Kalau pun ada yang membeli di pasar, posisi kami tetap 80%," ujarnya, Kamis (21/8/2025).

Ia menambahkan, dirinya tidak dalam posisi untuk menjelaskan lebih jauh mengenai potensi transaksi yang terjadi di pasar. Menurutnya, pergerakan saham ASLC lebih disebabkan oleh valuasi yang dianggap masih murah.

Meski begitu, ia tidak menampik maupun membenarkan kabar soal masuknya calon investor dari Jepang ataupun rencana penerbitan saham baru.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), porsi terbesar saham ASLC masih dikuasai ASSA sebesar 77,60% atau sekitar 9,89 miliar lembar. Selain nama TP Rachmat, terdapat juga Boy Thohir di balik ASSA. Adapun kepemilikan lain tercatat atas nama Jani Candra 1,5%, Prodjo Sunarjanto 0,90%, Kazuhiro Shioyama 0,20%, dan Erida 0,10%.

Sementara itu, saham publik yang beredar mencapai 19,70%.

Lantas, Gimana Valuasi ASLC?

Dalam tanggapan Presiden Direktur ASLC mengungkap bahwa valuasi saham emiten mobil bekas ini masih dinilai murah, tetapi kami menilai dari posisi berbeda mengingat harga sudah reli signifikan.

Berdasarkan harga terbaru ASLC di Rp116 per lembar, nilai ini setara dengan metrik Price to Book Value (PBV) di 1,99 kali. Menurut data simply wall street, valuasi industri mobil bekas berada di kisaran PBV 1,4 kali.

Artinya, valuasi ASLC berada di atas rata-rata industri yang berarti saham ini masih overvalue.

Valuasi ASLC Vs  Industry (data diperbarui per 2 September 2025)Foto: Simply Wall St
Valuasi ASLC Vs Industry (data diperbarui per 2 September 2025)

Kami melihat prospek bisnis mobil bekas cukup menarik. Saham ASLC yang sebelumnya cenderung stagnan kini mulai kembali atraktif, sehingga turut meningkatkan likuiditas perdagangan.

Namun, lonjakan harga yang sudah terjadi berpotensi memicu aksi FOMO, sementara level yang sudah tinggi juga rawan dimanfaatkan untuk aksi profit taking.

Menurut kami, akan lebih bijak menunggu terjadinya koreksi wajar agar bisa memperoleh harga yang lebih menarik sekaligus momentum teknikal yang lebih optimal untuk meraih return.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut. 

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation