
5 Saham "Harta Karun": Kebangetan Murah & Tidak Absen Bagi Dividen

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham yang harganya masih murah alias undervalued dan konsisten membagikan dividen sering dianggap sebagai harta karun oleh banyak investor jangka panjang.
Hal ini lantaran investor tetap mendapat aliran kas tanpa harus menjual saham. Jika fundamental perusahaan bagus tapi valuasinya masih rendah, ada peluang harga saham naik di masa depan.
Perusahaan yang konsisten bagi dividen biasanya punya cashflow sehat dan manajemen yang pro-investor.
Jika dividen itu dibelikan lagi saham yang sama alias dividend reinvestment, kekayaan investor bisa tumbuh lebih cepat.
Saham bisa terlihat murah atau undervalued dan sekaligus rajin bagi dividen karena beberapa faktor, baik dari sisi fundamental perusahaan maupun persepsi pasar.
Ada saham yang bisnisnya stabil, tapi tidak seksi seperti sektor teknologi atau bank besar, sehingga permintaannya rendah maka harga relatif murah.
Pasar juga terkadang bereaksi berlebihan terhadap isu politik, regulasi, atau berita jangka pendek. Perusahaan bisa tetap fundamental bagus, tapi harganya ditekan.
Bahkan pasar sering menghargai growth story. Jika pertumbuhan terbatas, valuasi bisa tetap rendah walaupun perusahaan sehat.
CNBC Indonesia Research telah menganalisa 5 saham yang masih memiliki valuasi murah dengan Price Book Value (PBV) dibawah 1, dan rajin membagikan dividen dalam rata-rata 5 tahun serta konsisten dalam mencetak pertumbuhan laba dengan kenaikan laba bersih dalam rata-rata 5 tahun.
Saham dengan valuasi murah memang sering menjadi pilihan favorit bagi investor, terutama saat pasar sedang fluktuatif. Ini bukan sekadar soal harga rendah, melainkan value investing memburu saham di bawah nilai intrinsiknya berdasarkan fundamental. Pendekatan ini telah terbukti efektif sepanjang masa dalam berbagai pasar.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)