Emas Punya "Senjata" Baru Tapi Bakal Kesulitan Tembus US$ 3.400?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
25 August 2025 06:45
Emas
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas akhirnya melesat setelah adanya isyarat pemangkasan suku bunga dari ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Pernyataan Powell ini menjadi senjata baru bagi emas untuk menguat ke depan.

Pada perdagangan hari ini Senin (25/8/2025) hingga pukul 06.01 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,11% di posisi US$3.367,94 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (22/8/2025), harga emas dunia naik 0,99% di level US$3.371,67 per troy ons.

Harga emas rebound pada perdagangan Jumat, didorong oleh meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga pada  September menyusul komentar Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di simposium Jackson Hole bank sentral.

Penguatan emas juga didorong oleh pelemahan dolar AS. Pada perdagangan Jumat (22/8/2025), indeks dolar AS (DXY) jatuh 0,92% di level 97,72. Pelemahan dolar AS membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Powell mengatakan bahwa pergeseran keseimbangan risiko mungkin memerlukan penyesuaian sikap kebijakan The Fed, tetapi tidak sampai berkomitmen untuk menurunkan suku bunga. Pernyataannya mencapai keseimbangan yang rumit, mengakui meningkatnya risiko terhadap pasar tenaga kerja, sekaligus memperingatkan bahwa tekanan inflasi masih ada.

"Dalam pidato kedelapan dan terakhirnya di Jackson Hole, Powell mengejutkan pasar yang khawatir, membuka jalan bagi penurunan suku bunga di bulan September, yang telah mendorong penguatan setiap aset, termasuk emas," ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen.

"Penting untuk melihat apakah emas dapat menembus dan bertahan di atas US$3.400 per troy ons dalam beberapa hari mendatang," tambahnya.

Perangkat FedWatch CME melihat pasar kini melihat peluang 85% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, naik dari 75% sebelum pidato tersebut. Pernyataan Powell memberikan penekanan signifikan pada data ketenagakerjaan dan inflasi mendatang yang akan dipublikasikan sebelum pertemuan kebijakan The Fed pada 16-17 September.

Emas biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah, karena tidak menawarkan imbal hasil dan menjadi lebih menarik dibandingkan aset berbunga.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat mengatakan ia akan memecat Gubernur The Fed Lisa Cook jika ia tidak mengundurkan diri, yang mengintensifkan upayanya untuk mendapatkan pengaruh atas bank sentral AS.

Permintaan emas fisik di pusat-pusat utama Asia tetap lesu minggu ini karena volatilitas harga membuat pembeli enggan membeli, sementara pedagang perhiasan di India melanjutkan pembelian menjelang musim festival utama.

Level $3.400 Jadi Medan Pertempuran Penganut Bullish dan Bearish

Level emas US$3.400 kini menjadi medan pertempuran. Trader dengan keyakinan bear menumpuk posisi short di dekat ambang ini, bertaruh pada penguatan kembali dolar yang bisa menahan kenaikan emas.

Sebaliknya, mereka yang bullish percaya diri setelah perubahan sikap Powell. Terlebih dolar sudah ambruk.

Indeks dolar terjun bebas setelah The Fed mengisyaratkan pemangkasan suku bunga. Indeks ditutup di posisi 97,716 atau terendah sejak 25 Juli 2025. Jika dilihat dari levelnya yakni 97 maka level ini menjadi yang terendah April 2022 atau tiga tahun terakhir.

Indeks dolar diperkirakan akan terus melemah sejalan dengan keyakinan pasar jika The Fed akan memangkas suku bunga.

Meski ada gejolak jangka pendek, emas telah naik 2,3% dalam sebulan terakhir. Kinerja ini menegaskan daya tariknya sebagai aset lindung nilai di tengah konflik tarif dan gesekan perdagangan global. Komentar terbaru dari pejabat The Fed, termasuk Michelle Bowman yang memberi sinyal kemungkinan tiga kali pemangkasan suku bunga pada 2025, semakin memperkuat keyakinan pihak bullish.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation