BI Sudah Pangkas Bunga 100 Bps, Paling Agresif dalam 5 Tahun!

mae, CNBC Indonesia
20 August 2025 17:30
FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) secara mengejutkan kembali memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps ke level 5%. Dengan demikian, BI sudah memangkas suku bunga sebesar 100 bps sepanjang tahun ini. Pemangkasan ini adalah yang paling agresif sejak Krisis Pandemi Covid-19.

BI memangkas suku bunga masing-masing 25 bps Januari, Mei, Juli, dan Agustus dari 6,0% pada Desember 2024 menjadi 5,0% pada Agustus 2025.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, pemangkasan ini dilakukan mempertimbangkan tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian.

Perry menjelaskan, penurunan BI Rate kali ini yang turut diarahkan untuk perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan didasari atas pertimbangan masih besarnya tekanan ekonomi global akibat tingginya ketidakpastian di pasar keuangan dan aktivitas perdagangan global.

Tak berhenti di sini, Perry bahkan mengisyaratkan adanya pemangkasan lebih lanjut.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah," ucap Perry saat konferensi pers secara daring, Rabu (20/8/2025).

Perry mengakui, Indonesia membutuhkan ruang-ruang kebijakan yang mampu untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi lebih cepat di tengah tekanan ekonomi global saat ini. Maka, ia memastikan BI akan terus mencari ruang-ruang pemangkasan ke depan.

Paling Agresif Sejak Kapan?

Pemangkasan sebesar 100 bps dalam satu tahun apalagi hanya dalam delapan bulan jarang dilakukan BI.

Dalam 15 tahun terakhir (2011-2025), BI hanya pernah memangkas suku bunga sebesar 100 bps hingga Agustus (delapan bulan pertama), yakni pada 2016, 2020, dan tahun ini.
Langkah agresif ini hanya kalah dari pemangkasan suku bunga sebesar 275 bps selama delapan bulan pertama pada 2009.

Kebijakan agresif ini bermuara pada satu hal yakni urgensi untuk mendongkrak pertumbuhan.

Pada 2016, BI secara agresif menurunkan suku bunga karena inflasi rendah, rupiah yang menguat tetapi di sisi lain ekonomi lesu.

Ekonomi Indonesia sudah menukik tajam sejak akhir 2015 dan pada kuartal III-2015 hanya tumbuh 4,74% (year on year/yoy) dari level 5-6% pada kuartal-kuartal sebelumnya.
Ekonomi masih melandai dan hanya berkutat di kisaran 4,9% pada kuartal I-2016. BI pun kemudian memangkas suku bunga.

Pada 2020, kebijakan dovish jelas diperlukan karena ekonomi dunia dan Indonesia menghadapi resesi setelah pandemi Covid-19 menghantam.

Tahun ini, Indonesia juga tengah dihadapkan pada kebutuhan akan pertumbuhan ekonomi tinggi setelah ekonomi mandeg.

Ekonomi Indonesia memang tumbuh 5,12% (yoy) pada kuartal II-2025, tertinggi dua tahun. Namun, sejumlah indicator menunjukkan ekonomi Indonesia masih lesu.

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation