
Langka! Dana Asing Masuk 4 Hari Beruntun, Ini Saham yang Diburu!

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing terpantau memborong saham Tanah Air selama empat hari beruntun. Hal ini turut membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbang ke level tertinggi sepanjang masa baru.
Berdasarkan data BEI Statistik, sampai penutupan perdagangan kemarin Kamis (14/8/2025) net foreign buy di keseluruhan pasar mencapai Rp827,17 miliar, menandai hari ke-empat secara beruntun dana asing terus masuk ke IHSG.
Kalau diurutkan tiga hari sebelumnya dari 11 Agustus sebesar Rp850 miliar, sehari kemudian melonjak lebih dari dua kali lipat sebanyak Rp2,20 triliun, lalu berlanjut sehari berikutnya sebanyak Rp1,48 triliun dan terakhir kemarin sebesar Rp 827,17 miliar. Jadi selama empat hari itu kalau ditotal inflow asing mencapai Rp5,37 triliun.
Sepanjang tahun ini, IHSG hanya empat kali mencatat net buy empat hari beruntun. Pertama pada 29 April - 5 Mei dengan total net buy sebesar Rp 380 miliar. Kedua adalah pada 14 Mei-19 Mei dengan total net buy Rp 5,42 triliun.
Akumulasi empat hari beruntun terjadi lagi pada 21-26 Mei dengan total net buy Rp 2,49 triliun. Terakhir adalah net buy empat hari selama 11-14 Agustus.
Menariknya dari inflow asing pekan ini adalah saham-saham yang diburu bukan hanya dari grup konglomerat, tetapi saham bluechips yang sudah lama menjadi laggard ikut manggung lagi.
Kami menarik data dari 11-14 Agustus, 10 saham yang paling banyak diakumulasi asing secara berurutan ada saham dari grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mencapai Rp1,19 triliun.
Diikuti saham bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp649,1 miliar dan saham bank swasta terbesar RI sebesar Rp516,6 miliar.
Selanjutnya ada saham telekomunikasi BUMN, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak Rp256,7 miliar. Lalu ada saham tambang mineral grup Salim, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan saham batu bara milik grup Prajogo Pangestu (PP), masing-masing Rp183,9 miliar dan Rp183,4 miliar.
Posisi selanjutnya ada saham bank BUMN lagi yang diburu asing, secara berurutan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebanyak Rp178,7 miliar dan Rp173,6 miliar.
Lalu saham grup PP lagi, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebanyak Rp153,3 miliar, serta di peringkat 10 ada saham emiten holding dan otomotif terbesar RI, PT Astra International Tbk (ASII) senilai Rp151,7 miliar.
Saham konglomerasi dan bluechip yang diburu asing ini juga bukan tanpa sebab. Salah satunya dipengaruhi rebalancing indeks MSCI yang tengah berlangsung dari pengumuman 7 Agustus lalu sampai cut off pada penutupan perdagangan 26 Agustus mendatang. Efektif date akan berlaku sehari kemudian pada 27 Agustus 2025.
Setelah rebalancing edisi bulan ini, MSCI untuk kawasan emerging market bobotnya diperkirakan bisa mencapai 1,28% dari kisaran saat ini di 1,15%. Inflow yang masuk ke pasar saham ditaksir bisa lebih dari Rp18 triliun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)