Emas Punya Kekuatan Baru, Sebentar Lagi Harga Bisa Terbang Tinggi

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
14 August 2025 06:52
emas gold
Foto: emas gold

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mulai merangkak naik. Meningkatnya spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve untuk memangkas suku bunga mendorong kenaikan harga emas. Melemahnya indeks dolar AS yang telah terjadi dalam dua hari terakhir juga menjadi faktor penguatan harga emas.

Pada perdagangan Rabu (13/8/2025), harga emas dunia naik 0,28% di level US$3.354,43 per troy ons. Kenaikan ini memperpanjang penguatan emas selama dua hari beruntun.

Pada perdagangan hari ini Kamis (14/8/2025) hingga pukul 06.42 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,23% di posisi US$3.361,88 per troy ons.

Emas menguat pada perdagangan Rabu, didorong oleh melemahnya dolar dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah, karena data inflasi AS yang lemah memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan September dan mendorong peningkatan spekulasi pelonggaran lebih lanjut di akhir tahun ini. Keyakinan pemangkasan ini menjadi senjata emas untuk terbang tinggi ke depan.

Pada perdagangan Rabu (13/8/2025), indeks dolar AS (DXY) kembali melemah dengan turun 0,26% di level 97,84, angka ini mencapai level terendah dalam lebih dari dua minggu, membuat emas batangan lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun jatuh 1,23% di level 4,24%.

"Emas menguat karena meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan September, menyusul data IHK yang lemah dan data penggajian non-pertanian yang lemah di bulan Juli," ujar Nikos Tzabouras, analis pasar senior di Tradu.com.

Pasar memperkirakan peluang 97% penurunan suku bunga The Fed pada bulan September setelah data inflasi Juli yang lemah mengisyaratkan dampak terbatas dari tarif impor besar-besaran Presiden AS Donald Trump, menyusul data ketenagakerjaan yang lemah awal bulan ini, memperkuat spekulasi setidaknya satu penurunan lagi.

Investor kini menantikan indikator-indikator AS lainnya minggu ini, termasuk indeks harga produsen, klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel.

Di sisi geopolitik, para pemimpin Eropa dan Ukraina dijadwalkan untuk berbicara dengan Trump menjelang pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, sementara Washington dan Beijing memperpanjang gencatan tarif mereka selama 90 hari.

"Jika emas menembus resistance baru-baru ini di sekitar US$3.400 per troy ons, kemungkinan besar akan lebih didorong oleh perkembangan geopolitik daripada data ekonomi," ujar Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com.

"Meskipun saya mempertahankan pandangan jangka panjang yang bullish terhadap emas, pandangan saya untuk sisa tahun ini lebih hati-hati. Harga mungkin akan terus berkonsolidasi atau mengalami koreksi kecil dalam beberapa bulan mendatang seiring reli agresif pasar ekuitas."

Emas, yang merupakan aset andalan di masa-masa sulit ekonomi atau geopolitik, cenderung diuntungkan oleh suku bunga rendah.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation