Harga Emas Makin Hancur Lebur: Anjlok Hampir 2%, Saatnya Good Bye?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
12 August 2025 07:20
emas gold
Foto: emas gold

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas lagi-lagi hancur lebur. Jelang data inflasi Amerika Serikat (AS) harga emas jatuh. Klarifikasi Presiden AS Donald Trump mengenai tidak adanya tarif untuk emas, belum mampu mendukung harga emas.

Pada perdagangan Senin (11/8/2025), harga emas dunia anjlok 1,60% di level US$3.344,15 per troy ons. Pelemahan ini memangkas kenaikan emas selama dua hari beruntun. Penutupan kemarin juga menjadi yang terendah sejak 31 Juli 2025.

Pada perdagangan hari ini Selasa (12/8/2025) hingga pukul 06.47 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,13% di posisi US$3.348,49 per troy ons.

Harga emas turun pada perdagangan Senin setelah Presiden Donald Trump mengatakan tidak akan ada tarif untuk emas batangan impor, sementara investor menunggu laporan inflasi AS yang dapat memberikan indikasi prospek suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Harga mencapai naik pada akhir pekan kemarin setelah laporan bahwa Washington mungkin akan mengenakan tarif impor khusus negara untuk emas batangan yang paling banyak diperdagangkan di AS.

Namun, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun media sosialnya pada hari Senin, Trump mengatakan emas tidak akan dikenakan tarif, tetapi tidak memberikan detail lainnya.

Pasar mungkin sedikit lebih bearish, karena ketidakpastian ini telah berlalu, ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

"Para pedagang akan beralih dan fokus pada hal-hal lain, dan itu mungkin justru menguntungkan emas karena prospek suku bunga yang lebih rendah segera di AS," tambah Wyckoff.

Dari sisi data, data harga konsumen AS akan dirilis pada hari Selasa, diikuti oleh data harga produsen pada hari Kamis.

"Jika angka inflasi minggu ini lebih tinggi dari perkiraan, hal itu dapat memberi The Fed alasan untuk menunda pemangkasan suku bunga yang diantisipasi pada bulan September, yang akan berdampak negatif pada harga emas," tambah Wyckoff.

Laporan pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan baru-baru ini telah meningkatkan taruhan para pedagang untuk pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan September.

Negosiasi perdagangan juga menjadi sorotan seiring mendekatnya batas waktu 12 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Donald Trump untuk kesepakatan AS dengan China.

Sementara itu, Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk merundingkan diakhirinya perang di Ukraina.

Emas cenderung berkinerja baik selama periode ketidakpastian dan dalam lingkungan suku bunga rendah.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation