
Aneh Tapi Nyata! 10 Saham Ini Bagi Dividen Jumbo Tapi Sahamnya Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham dengan dividen jumbo memang sering menjadi incaran investor, terutama mereka yang berorientasi pada pendapatan pasif dan investasi jangka panjang. Akan tetapi jika investor memperhatikan, beberapa saham yang membagikan dividen jumbo justru harga sahamnya cenderung turun.
Ketika perusahaan mengumumkan dividen, harga saham biasanya akan turun sebesar nilai dividen pada hari ex-dividend. Akan tetapi kini yang terjadi, harga sahamnya telah turun jauh sebelum diumumkan dividen. Meskipun secara kinerja keuangannya masih cukup baik dan bertumbuh, nyatanya beberapa saham belum di respon baik oleh para investor.
CNBC Indonesia Research telah mencatat 10 saham yang membagikan dividen jumbo diatas 10% dengan pertumbuhan laba bersih dan margin yang baik, akan tetapi justru performa harga sahamnya di sepanjang tahun ini justru menurun.
Turunnya harga saham tidak selalu mencerminkan kinerja keuangan atau pembagian dividen yang buruk. Ada beberapa alasan kenapa harga saham bisa turun meskipun fundamental perusahaan tetap kuat atau bahkan meningkat.
Pasar bisa bergerak berdasarkan sentimen, bukan hanya data keuangan. Ketidakpastian global, konflik geopolitik, atau kebijakan suku bunga bisa membuat investor panik dan berakhir menjual saham.
Saham dengan kinerja bagus bisa mengalami koreksi jika sudah terlalu mahal alias overvalued. Investor pun ambil untung atau profit taking setelah harga naik tajam.
Perubahan manajemen, isu hukum, atau merger dan akuisisi bisa menimbulkan ketidakpastian. Meski laporan keuangan tetap bagus, ketidakpastian ini bisa membuat investor menjual saham.
Selain itu, saat cum date lewat, investor yang hanya mengincar dividen bisa menjual sahamnya, menyebabkan tekanan jual. Secara teori, harga saham akan turun sebesar jumlah dividen saat ex-dividend date.
Namun, pada akhirnya harga saham akan sejalan dengan kinerja keuangannya. Hanya butuh waktu untuk diapresiasi oleh para pelaku pasar.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)