
Sinyal Kencang Harga BBM Besok 1 Agustus 2025 Naik: Ini Hitungannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi diprediksikan akan naik per 1 Agustus 2025, jika melihat tren pergerakan harga minyak dunia.
Harga minyak mentah dunia secara rata-rata cenderung stabil pada Juli 2025, hanya mengalami penurunan tipis dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai tukar rupiah juga menguat tipis sepanjang Juli. Kedua indikator ini krusial dalam menentukan menentukan harga BBM non-subsidi di Indonesia keesokan hari.
Meski sepanjang Juli harga minyak turun tetapi rata-rata harganya melonjak jika dihitung dua bulan terakhir atau Juli-Juni 2025.
Menurut data Refinitiv, rata-rata harga minyak brent berada di angka US$ 69,58 per barel pada Juli 2025, menurun tipis dibandingkan rata-rata di Juni 2025 yang sebesar US$ 69,80 per barel. Sepanjang Juli, rata-rata harga minyak brent turun 0,32%.
Harga minyak brent Juli 2025 sempat dibuka melantai US$ 67,11 per barel di hari pertama Juli, meneruskan tren harganya yang ditutup rendah pada minggu terakhir Juni 2025.
Penurunan tipis ini juga dijumpai pada rata-rata harga minyak (West Texas Intermediate) WTI Juli 2025 yang menurun 0,64% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Rata-rata harga minyak WTI ada di US$ 67,26 per barel pada Juli 2025, lebih rendah dibandingkan pada Juni 2025 yakni US$ 67,70 per barel.
Meskipun harga minyak mengalami kenaikan dan penurunan jangka pendek yang fluktuatif, rata-rata harga minyak dunia Juli 2025 cenderung stabil, karena adanya kombinasi sentimen positif negosiasi dagang, pasokan terkendali, dan permintaan relatif seimbang
Sinyal dari sisi supply menandakan bahwa jumlah pasokan minyak global akan meningkat. Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) bersama dengan sepuluh negara non-OPEC dalam OPEC+ mengumumkan akan menaikkan produksi minyak mereka sebanyak 411.000 barel per hari untuk kebutuhan bulan Juli.
Tambahan produksi ini akan membantu menekan harga minyak untuk menjaganya tetap stabil.
Stabilnya harga terjadi setelah laporan awal dari American Petroleum Institute (API) menyebutkan bahwa stok minyak mentah AS naik signifikan sebesar 7,1 juta barel pekan pertama Juli. Angka tersebut akan menjadi lonjakan mingguan terbesar sejak Januari 2025.
Kenaikan stok ini menandakan pelemahan permintaan domestik, di tengah gejolak global akibat tekanan kebijakan tarif dagang AS.
Melansir dari Reuters, empat delegasi dari OPEC+ mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari di bulan Agustus, menyusul peningkatan produksi dengan jumlah yang sama yang telah direncanakan untuk bulan Juli.
"Laporan mengenai kenaikan OPEC keluar dan harga merosot," kata Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group kepada Reuters.
Rupiah Menguat
Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat tipis. Jika melihat rata-ratanya, nilai tukar rupiah pada Juli 2025 berada di angka Rp16.274/US$. Rata-rata ini menguat sangat tipis dari rata-rata Juni 2025 yang menyentuh Rp16.285/US$.
Dengan penguatan yang amat tipis, lebih tepat dikatakan kalau rupiah cenderung stabil selama Juli 2025 dibandingkan bulan Juni.
Stabilitas rupiah akan membantu menghindari peningkatan beban pembelian BBM dari luar negeri. Stabilitas rupiah dapat didorong beberapa hal, baik oleh kebijakan dalam negeri maupun sentimen dari kebijakan negara lain.
Minyak Naik Tetapi Rupiah Menguat, Bagaimana Nasib BBM?
Sebagai catatan, pemerintah menentukan harga BBM berdasarkan formulasi tertentu. Dua variabel akan dipakai yakni rata-rata harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah mengingat besarnya impor.
Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.
Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent pada dua bulan terakhir (Juni-Juli 2025) adalah sebesar US$69,69/barel. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (Mei-Juni 2025) sebesar US$66,90 per barrel.
Sementara itu, rata-rata harga minyak WTI pada dua bulan terakhir (Juni-Juli 2025) adalah sebesar US$67,48/barel. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (Mei-Juni 2025) sebesar US$64,33 per barrel.
Rata-rata Juni-Juli 2025 lebih tinggi dibandingkan Mei-Juni 2025 karena harga minyak yang lebih rendah sepanjang Mei dan Juni.
Pergerakan nilai tukar rupiah menunjukkan angka yang stabil-cenderung menguat sedangkan harga rata-rata minyak dunia dua bulan terakhir lebih tinggi dibandingkan dua bulan sebelumnya.
Jika hanya melihat lonjakan harga minyak mentah dunia maka harga BBM berpotensi naik per 1 Agustus 2025. Namun, kenaikan harga bisa tidak terjadi terlalu signifikan jika melihat harga rupiah yang cenderung stabil.
Sebagai catatan, pemerintah menurunkan harga BBM non-subsidi secara moderat pada April-Mei 2025, kemudian kembali menurunkannya pada Juni 2025 secara lebih signifikan. Pada Juli 2025, pemerintah menaikkan harga BBM, mendorong peningkatan inflasi pada bulan ini.
(mae/mae)
