RI Impor Air Tanpa Gula dari China - Es dari Arab: Naik Ribuan Persen

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
31 July 2025 18:00
Ilustrasi Gelas Air. (AP Photo/Rahmat Gul)
Foto: AP/Rahmat Gul

Jakarta, CNBC Indonesia- Lonjakan mencolok terjadi pada impor air minum dan es Indonesia selama Januari-Mei 2025. Dari air mineral hingga air berkarbonasi, serta es dan salju, sebagian besar produk ini mencatatkan pertumbuhan tiga hingga lima digit. Negara asalnya pun mencengangkan dari Prancis dan China untuk air botol, hingga Bahrain dan Uni Emirat Arab untuk es.

Data Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa empat kode HS untuk air dan es-yakni HS22019090, HS22011020, HS22011010, dan HS22019010-seluruhnya mencatatkan peningkatan signifikan baik dari sisi nilai maupun volume.

Air "Tanpa Gula", China Rajanya

Di kategori HS22019090, yaitu air dalam kemasan tanpa tambahan gula, nilai impor Indonesia mencapai US$ 0,564 juta pada Januari-Mei 2025. Angka ini melonjak 7.172,82% secara tahunan (YoY). Volume impornya juga naik tajam 1.142,91% menjadi 11,99 ton, dengan China mendominasi 10,93 ton, tumbuh fantastis 546.369% YoY.

Berdasarkan nilai, China menyumbang US$ 0,553 juta dari total impor air ini, atau sekitar 98%, dengan pertumbuhan mencapai 83.491%. Jepang, Australia, Malaysia, dan Norwegia ikut masuk lima besar, meskipun kontribusinya jauh lebih kecil.

Air Berkarbonasi, Italia dan Prancis Menyalip

Kategori berikutnya, HS22011020 (aerated water atau air soda), juga mengalami lonjakan 213,23% YoY dengan nilai mencapai US$ 0,306 juta. Volume impornya naik 122,72% menjadi 304 ton.

Yang menarik, Italia dan Prancis bersaing ketat sebagai eksportir utama. Italia mengekspor 164,6 ton (+553,3%) dengan nilai US$ 0,1525 juta, sementara Prancis 84,1 ton (+267,7%) dengan nilai US$ 0,1193 juta. Korea Selatan juga muncul sebagai pemain penting, menyuplai 39,1 ton (+43,9%).

Air Mineral Prancis Rebut Tahta

Air mineral (HS22011010) mencatat impor senilai US$ 1,742 juta, naik 148,48% YoY, dengan volume 1.707 ton, naik 125,85%. Kategori ini menjadi yang paling besar secara nilai dan volume.

Yang paling menonjol adalah Prancis, dengan ekspor air mineral ke RI mencapai 826,1 ton, tumbuh mengejutkan hingga 949.424%. Nilainya pun naik 11.233% menjadi US$ 0,8701 juta. Sumber lain termasuk Fiji (340 ton), Italia (320 ton), Jepang (41,7 ton), dan Saudi Arabia (24,4 ton).

Impor Es & Salju Bahrain dan UAE Mengejutkan

Terakhir, dalam kategori HS22019010 untuk es dan salju, volume impor Indonesia naik 709,1% menjadi 367,2 ton, dengan nilai US$ 0,2636 juta (+532,21%).

Yang paling mengejutkan, Bahrain menyuplai 213 ton (+674%) dengan nilai US$ 0,1119 juta (+603,5%). Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab juga muncul sebagai eksportir utama. Bahkan UAE mencatat kenaikan volume 2.206%, mengindikasikan tren yang tak lazim.

Lonjakan impor air dan es ini bisa dibaca dari dua sisi. Pertama, sebagai refleksi konsumsi domestik yang meningkat, khususnya di segmen premium seperti air mineral Prancis atau aerated water Italia. Kedua, menunjukkan potensi ketergantungan terhadap air kemasan impor yang belum mampu dipenuhi oleh produksi lokal.

Mengingat sebagian besar dari produk ini memiliki branding premium atau segmentasi khusus, kenaikan permintaannya bisa menjadi indikator tren gaya hidup dan konsumsi kelas menengah atas di Indonesia yang kian menguat.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation