Anak Jaksel Minggir! Warga Jaktim Ternyata Paling Gila Belanja

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
28 July 2025 13:00
Suasana jalan lengang di kawasan Bunderan Senayan menuju sudirman, Jakarta, (1/5/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana jalan lengang di kawasan Bunderan Senayan menuju sudirman, Jakarta, (1/5/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia- Ekonomi DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir mencatat transformasi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), seluruh wilayah administratif Jakarta menunjukkan pertumbuhan dalam empat indikator utama pengeluaran konsumsi rumah tangga (RT), konsumsi lembaga nonprofit (LNPRT), konsumsi pemerintah, dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi.

Jakarta Timur, Raja Konsumsi Rumah Tangga

Jakarta Timur memimpin dalam hal konsumsi rumah tangga dengan nilai Rp313,9 triliun, tertinggi di 2024 meski bukan yang tumbuh paling cepat.

Pertumbuhan paling cepat ada di Jakarta Selatan yang mencatatkan kenaikan dari Rp255,7 triliun (2019) menjadi Rp303,3 triliun (2024).

Kenaikan ini mencerminkan daya beli masyarakat kelas menengah dan atas yang tetap kuat, di tengah dinamika harga dan kebijakan fiskal. 

 

LNPRT: Peran Komunitas Kian Penting

Pengeluaran Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT) juga meningkat tajam, terutama di Jakarta Utara yang naik dari Rp9,3 triliun menjadi Rp11,8 triliun. Ini menunjukkan peran komunitas, yayasan, dan organisasi sosial semakin kuat dalam mendorong aktivitas sosial dan ekonomi, terutama di kawasan pesisir dengan tantangan lingkungan tinggi.

Jakarta Pusat: Primadona Belanja Pemerintah

Sektor belanja pemerintah terlihat paling ekspansif di Jakarta Pusat, yang naik dari Rp105,7 triliun menjadi Rp124,2 triliun. Kenaikan ini selaras dengan status Jakarta Pusat sebagai pusat pemerintahan, diplomasi, dan infrastruktur. Artinya, alokasi anggaran negara maupun daerah terus difokuskan di kawasan ini, termasuk untuk fasilitas umum dan gedung-gedung strategis.





Investasi Terbesar: Jakarta Selatan, Tapi...

Untuk PMTB atau investasi tetap, Jakarta Selatan masih menjadi magnet, mencapai Rp176,7 triliun pada 2024, naik dari Rp164,9 triliun di 2019. Namun, secara laju pertumbuhan, Kepulauan Seribu justru mencatat lonjakan signifikan meskipun dalam angka absolut kecil dengan kenaikan investasi lebih dari 13% dalam lima tahun. Ini menandakan perhatian terhadap pengembangan infrastruktur dan potensi pariwisata daerah tersebut mulai terealisasi.





Lima tahun pasca pandemi dan masa transisi ibu kota, Jakarta menunjukkan wajah baru ekonominya. Jakarta Selatan dan Timur terus mendominasi konsumsi masyarakat. Jakarta Pusat menjadi episentrum belanja negara. Sementara Kepulauan Seribu dan Jakarta Utara memperlihatkan geliat pembangunan dan partisipasi sosial yang membaik. Jika dilihat dari tren ini, arah pembangunan Jakarta kini lebih merata dan tidak lagi semata-mata terpusat.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation