SRBI Diobral Asing, Cetak Rekor Terburuk Sepanjang Sejarah

mae, CNBC Indonesia
28 July 2025 09:55
FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing masih mencatat net outflow pada pekan lalu.

Merujuk data Bank Indonesia berdasarkan transaksi sepanjang 21-24 Juli 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp11,3 triliun.

Catatan positif terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan saham di mana net inflow di pasar saham mencapai Rp 0,1 triliun sementara di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 2,1 triliun,
Namun, pasar SRBI mencatat net outflow sebesar Rp 13,5 triliun.

Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 24 Juli 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp58,92 triliun di pasar saham dan Rp60,19 triliun di SRBI tetapi beli neto sebesar Rp59,52 triliun di pasar SBN.

Catatan net outflow pekan lalu memperpanjang tren negatif yang sudah berlangsung dua pekan sebelumnya. Outflow pekan lalu bahkan menjadi yang terdalam sejak pekan kedua April 2025 atau tiga bulan terakhir.

Catatan positifnya, asing mencatat net inflow di pasar saham untuk pertama kalinya dalam lima pekan terakhir.

Inflow di pasar saham ditopang oleh kembalinya investor asing yang memburu saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), hingga PT United Tractors Tbk (UNTR).

Sebaliknya, SRBI terus menerus diobral asing setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan.

Net outflow pada SRBI mencapai Rp 13,5 triliun, ini adalah catatan terburuknya sejak instrumen tersebut dijual pada September 2023.

Dalam tiga pekan terakhir, outflow di SRBI bahkan menembus Rp 27,86 triliun.

Outflow pada SRBI terjadi sejak BI memangkas suku bunga acuan pada Mei dan Juli masing-masing sebesar 25 bps.  Pemangkasan suku bunga akan menurunkan tingkat imbal hasil SRBI sehingga investor mulai menjualnya.

SRBI sering menjadi instrumen tempat penempatan dana jangka pendek bank. Saat imbal hasilnya turun, bank cenderung mengalihkan dana ke SBN yang menawarkan yield lebih menarik. Sebagai dampak, yield SBN jangka pendek juga ikut turun.


CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation