15 Pekerjaan Terancam Punah Sebelum 2030: Admin & Teller Bank Rawan

Rania Reswara Addini, CNBC Indonesia
24 July 2025 15:40
Ilustrasi Transformasi Digital. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Transformasi Digital. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemajuan teknologi semakin menggusur lapangan kerja di penjuru dunia. Ketika tenaga manusia bisa dengan mudah digantikan oleh mesin, industri makin gencar untuk mengurangi penggunaan karyawan untuk efisiensi biaya produksi.

Diperkirakan bahwa permintaan terhadap peran administratif akan mengalami penurunan paling besar dari tahun 2025 hingga 2030, menurut survei global terhadap perusahaan sebagai pemberi kerja.

Pasar kerja terus berkembang, dan perubahan teknologi adalah pendorong utama dari disrupsi tersebut. Mulai dari otomatisasi hingga kecerdasan buatan (AI), beberapa peran diperkirakan akan mengalami penurunan tajam dalam dekade mendatang.


Daftar ini mengurutkan 15 pekerjaan dengan penurunan tercepat antara tahun 2025 dan 2030, menyoroti pergeseran permintaan pemberi kerja dan transformasi di tempat kerja. Data yang digunakan bersumber dari Laporan Future of Jobs 2025 yang diterbitkan oleh World Economic Forum.

Laporan ini memproyeksikan pekerjaan mana saja yang mengalami penurunan tercepat antara tahun 2025 dan 2030 berdasarkan 1.043 tanggapan dalam survey yang dilakukan terhadap perusahaan global. Secara kolektif, survey ini mewakili lebih dari 14,1 juta karyawan di seluruh dunia.

Pekerjaan Administratif Menghadapi Penurunan Terbesar

Berdasarkan proyeksi hasil survey, peran administratif akan mengalami penurunan permintaan paling banyak. Petugas Layanan Pos diperkirakan akan mengalami penurunan dramatis sebesar 40%, diikuti oleh teller bank pada peringkat kedua sebesar 35% dan Petugas Entri Data sebesar 34%.

Pekerjaan-pekerjaan yang memuncaki daftar sangatlah rentan terhadap otomatisasi dan digitalisasi, karena sebagian besar tugas mereka dapat diselesaikan jauh lebih cepat dengan bantuan AI.

Pekerjaan yang bertugas untuk melayani pelanggan secara langsung seperti kasir, asisten administratif, dan petugas tiket juga diproyeksikan akan menurun seiring dengan kemajuan teknologi. Banyak konsumen yang lebih memilih untuk belanja secara online melalui e-commerce dan melakukan transaksi secara mandiri.

Kendati demikian, pemangkasan pekerjaan di sektor-sektor ini belum tentu akan separah yang diperkirakan. Contohnya dapat dilihat pada penerapan sistem checkout "Just Walk Out" milik Amazon di Amerika, yang dipasarkan sebagai sistem yang sepenuhnya didukung oleh teknologi artificial intelligence (AI).

Dilansir dari Visualcapitalist, dibalik kemasannya sebagai teknologi canggih yang sepenuhnya mengandalkan teknologi, beberapa media melaporkan pada awal tahun 2024 bahwa sistem tersebut sebenarnya masih mengandalkan pekerja di India untuk meninjau transaksi secara manual demi memastikan akurasi pembayaran.

McDonald's, rantai restoran makanan cepat saji terbesar di dunia sempat menerapkan teknologi anyar berbasis AI untuk layanan drive thru mereka. Namun pada 2024 mereka mengumumkan menghentikan uji coba layanan tersebut karena ketidakmampuan AI untuk menangani pesanan kompleks serta masalah audio.

Perugas Karcis Tol yang Ditelan Kemajuan Teknologi

Di Indonesia sendiri, contoh pekerjaan yang kini seluruhnya tergantikan oleh teknologi dapat dilihat secara jelas pada penerapan penggunaan kartu elekntronik untuk pembayaran jalan tol.

Sebelum sistem digital diberlakukan, petugas karcis tol bertugas melayani pengendara untuk transaksi karcis masuk tol secara fisik.

Namun sejak sekitar tahun 2017-2021, mulai dilakukan peralihan ke transaksi non-tunai (cashless) menggunakan e-money (e-toll card). Petugas gardu digantikan oleh sistem tapping otomatis dan gerbang tol tanpa sentuh (contactless gate).

Karenanya, banyak petugas karcis tol yang diarahkan untuk posisi lain ataupun mengikuti program pensiun dini.

CNBC Indonesia Research

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation