
10 Barang Andalan Ekspor RI ke AS, Mana yang Kena Tarif Paling Besar?

Jakarta, CNBC Indonesia-Â Pemerintah memastikan bahwa tarif impor sebesar 19% yang ditetapkan oleh Amerika Serikat (AS) merupakan angka final. Artinya, tidak ada lagi ruang negosiasi tambahan antara kedua negara.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa angka 19% tersebut merupakan hasil kesepakatan dari negosiasi tingkat tinggi antara Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Donald Trump.
"Sehingga angka itu sudah final dan sifatnya binding," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (21/7/2025).
Airlangga menegaskan bahwa tarif ini masih lebih rendah dibandingkan negara tetangga. Vietnam dikenakan tarif 20%, Malaysia dan Brunei 25%, Thailand 36%, sementara Myanmar dan Laos harus menghadapi tarif hingga 40%.
Khusus komoditas tekstil dan produk tekstil, Indonesia juga masih lebih ringan dibandingkan negara pesaing seperti Sri Lanka, Pakistan, India, dan Bangladesh yang tarifnya di atas 27%.
Lantas, apa saja barang yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pada tahun 2024? Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sepanjang Januari-Desember 2024, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai US$26,53 miliar, tumbuh 14,03% year on year.
Sebelum diberlakukannya tarif flat 19% oleh AS, masing-masing komoditas RI menghadapi tarif yang beragam pada 2024. Komoditas elektronik dan energi terbarukan seperti mesin listrik dan panel surya menikmati tarif rendah sekitar 0-2,5%, sehingga cukup kompetitif.
Sebaliknya, produk alas kaki olahraga menghadapi tarif tinggi hingga 37,5%, menjadi tantangan bagi industri sepatu nasional. Untuk tekstil dan rajutan, tarifnya berada di kisaran 12%, sementara komoditas agrikultur seperti udang dan minyak sawit relatif ringan di 3-5%.
Dengan tarif baru flat 19%, artinya produk yang sebelumnya kena tarif rendah justru akan lebih mahal, sedangkan produk yang sebelumnya tarifnya tinggi justru akan sedikit lebih ringan.
CNBCÂ Indonesia Research
(emb/emb)