India Raja French Fries Dunia, RI Juga Konsumsi?

23 July 2025 13:10

Jakarta, CNBC Indonesia- Gujarat, India, mungkin tak setenar Paris dalam urusan kuliner, tapi di sanalah ribuan ton kentang menjelma menjadi french fries yang memenuhi restoran cepat saji Asia.

Kepada BBC, Jitesh Patel, petani dari keluarga sederhana, menceritakan bagaimana pergeseran dari kapas ke kentang bisa mengubah nasib.

Sejak 2007, ketika pabrik pengolahan french fries raksasa seperti McCain Foods dan HyFun Foods menanamkan modal di Gujarat, kentang lokal menjelma komoditas emas.

Selain produsen kentang terbesar kedua dunia, India kini juga pengekspor french fries murah meriah yang menguasai pasar Asia.

Ekspor kentang beku India pada Februari 2024 menembus 20.000 ton per bulan, total 181.773 ton per tahun, melesat 45% dibandingkan tahun sebelumnya. Harga menjadi kunci. Menurut analis Devendra K, kentang beku India bahkan lebih murah dibandingkan produk Tiongkok, memberi keunggulan kompetitif yang sulit disaingi.

Gujarat menjadi episentrum, tujuh pabrik pengolahan HyFun Foods berdiri kokoh di sana, dua lagi menyusul pada 2026.

Petani lokal, sebagian besar lulusan perguruan tinggi pertanian, merombak cara bercocok tanam dengan drip irrigation hemat air, rotasi lahan, hingga eksperimen benih kentang hasil tissue culture bebas virus.

Bahkan tantangan klasik seperti kentang yang berubah warna akibat kadar gula tinggi di akhir musim pun diatasi lewat inovasi varietas baru.

Tantangannya? India masih menghadapi hambatan infrastruktur. Hanya 10-15% cold storage yang memadai untuk produk beku, distribusi truk berpendingin terbatas, dan listrik kerap tak stabil.

Persaingan juga ketat dengan China, Thailand, dan Brasil yang punya logistik lebih mapan. Tapi keunggulan harga dan volume tetap membuat India menjadi "raja french fries" kawasan.

Bagaimana dengan Indonesia? Melansir dari BPS produksi kentang RI dalam lima tahun terakhir justru stagnan, bahkan cenderung turun.

Produksinya sempat naik ke 1,5 juta ton pada 2022, lalu turun menjadi 1,24 juta ton pada 2023. Fluktuasi ini mencerminkan tantangan klasik, lahan yang terbatas, iklim tak menentu, dan minimnya hilirisasi seperti yang terjadi di Gujarat.

Indonesia memang mengekspor kentang, tapi umumnya masih berbentuk segar dan skala kecil, ke negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Belum ada lompatan besar menuju industri kentang beku atau olahan bernilai tinggi seperti yang dilakukan India. Pasar domestik justru dibanjiri french fries impor termasuk dari India.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation