Amerika Makin Pelit, RI Pilih Tambah Utang dari China

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
14 July 2025 14:05
Miris! Si Miskin Terhimpit Utang, Si Kaya Pesta Pora
Foto: Infografis/ Miris! Si Miskin Terhimpit Utang, Si Kaya Pesta Pora/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura, Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi negara yang memberikan kredit utang dalam jumlah yang besar ke Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pada hari ini, Senin (14/7/2025) telah merilis data terbaru Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Mei 2025. Besarannya naik sekitar 0,87% dibanding bulan sebelumnya, dari US$ 431,84 miliar menjadi US$ 435,59 miliar.

Dari nilai ULN yang senilai US$ 435,59 miliar itu atau bila dikonversi ke rupiah sebesar Rp 7.065,40 triliun (kurs Rp 16.240), mayoritas bersumber dari negara-negara pemberi pinjaman senilai US$ 207,49 miliar, atau naik dari catatan per April 2025 US$ 206,44 miliar.

"Posisi ULN Indonesia pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 430,4 miliar dolar AS, atau secara tahunan tumbuh sebesar 6,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV 2024 sebesar 4,3%," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melalui siaran pers, Kamis (15/5/2025).

Apabila dilihat lebih rinci, AS dan China menjadi dua negara yang memberikan utang kepada Indonesia yang masing-masing berjumlah US$26,58 miliar dan US$23,16 miliar pada Mei 2025.

Jumlah utang luar negeri dari AS di Mei 2025 mengalami penurunan sebesar 3,84% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara utang luar negeri dari China justru mengalami kenaikan sebesar 0,56%. Artinya, AS di bawah Presiden Donald Trump, AS terus mengurangi porsi utang di Indonesia setelah perang dagang.
Sebagai catatan, perang dagang dimulai pada 2 April 2025. 



Meski tetap tinggi, tren utang dari kedua negara menunjukkan kecenderungan mendatar hingga menurun. Hal ini tak lepas dari dinamika global, termasuk ketegangan geopolitik dan penyesuaian strategi investasi kedua negara di kawasan Asia Tenggara.

Amerika Serikat (AS) dan China memberikan pinjaman kepada Indonesia dilatarbelakangi oleh berbagai pertimbangan strategis dan ekonomi.Pinjaman dari kedua negara tersebut juga banyak dimanfaatkan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan nasional.

China, misalnya, dikenal aktif mendanai proyek-proyek infrastruktur berskala besar seperti jalan tol, pelabuhan, hingga kereta cepat. Di sisi lain, AS lebih sering menyalurkan dana dalam bentuk investasi langsung maupun bantuan keuangan untuk sektor strategis seperti teknologi dan energi.

Selain itu, pemberian utang ini juga tak lepas dari kepentingan ekonomi global. Indonesia merupakan negara kaya sumber daya alam seperti batu bara, minyak kelapa sawit, dan nikel, komoditas penting dalam perdagangan dunia. Dengan memberikan pembiayaan, baik AS maupun China berharap bisa menjaga akses terhadap komoditas tersebut sekaligus memperkuat hubungan dagang mereka dengan Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation