
10 Raja Baja Dunia, Mereka yang Menguasai "Mother of Industry"

Jakarta, CNBC Indonesia- Industri baja dunia kembali mencerminkan peta kekuatan geopolitik dan strategi industri global. Data terbaru dari World Steel Association menunjukkan dominasi mutlak China, sementara India secara perlahan namun pasti memperkuat posisinya sebagai pesaing utama.
Menurut World Steel Association, dengan produksi mencapai 1.005 juta ton baja mentah (crude steel) pada 2024, China mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah industri. Produksi baja China setara dengan 53% produksi dunia.
Angka ini berarti hampir setengah dari total produksi baja global berasal dari satu negara saja. Salah satu raksasa dalam negeri, China Baowu Group, bahkan memproduksi lebih dari 130 juta ton sendiri, melebihi seluruh output baja tahunan negara-negara seperti Jerman atau Korea Selatan.
Namun, di tengah kejayaan tersebut, pemerintah Beijing mulai mengetatkan pengawasan terhadap ekspansi berlebihan di sektor baja. Perusahaan kini dilarang memproduksi baja tanpa pesanan pasti atau menjual di bawah harga pokok. Bahkan, rencana pemangkasan produksi hingga 50 juta ton tengah dipersiapkan untuk meredam tekanan lingkungan dan overkapasitas.
Berada di peringkat kedua, India memproduksi 149,4 juta ton baja tahun lalu. Lonjakan ini didorong oleh pertumbuhan infrastruktur dan kebutuhan domestik yang meningkat pesat. Tata Steel Group, pemain utama India, menyumbang lebih dari 31 juta ton dari total tersebut dan menempati posisi kesepuluh global dalam daftar produsen baja terbesar.
Konsumsi baja di India naik 8% pada 2024 dan diperkirakan tetap tumbuh stabil di 2025, seiring proyek-proyek konstruksi skala besar dan kebijakan hilirisasi pemerintah Narendra Modi.
Jepang memproduksi 84 juta ton baja pada 2024, turun tipis dibanding dekade sebelumnya. Nippon Steel, produsen terbesar di Jepang, aktif mendorong kebijakan antidumping terhadap baja murah dari China demi menjaga margin keuntungan.
Sementara itu, Amerika Serikat mencatatkan output 79,5 juta ton, dipengaruhi oleh biaya energi dan transisi menuju baja hijau berbasis EAF (Electric Arc Furnace). Rusia, meski menghadapi sanksi internasional, tetap mampu memproduksi 71 juta ton, berkat permintaan dari Asia Tengah dan Afrika.
Dengan perekonomian global yang berupaya pulih dan transisi energi yang mendorong permintaan akan baja khusus (seperti untuk kendaraan listrik dan energi terbarukan), kompetisi antarnegara dalam industri baja diprediksi akan semakin ketat.
Negara seperti Vietnam dan bahkan Indonesia disebut-sebut akan masuk radar pengamat global dalam beberapa tahun mendatang, terutama jika hilirisasi nikel dan pembangunan pabrik baja terintegrasi terealisasi.
Baja sangat penting dalam kehidupan manusia. Baja bahkan disebut "Mother of Industry" (Ibu dari Industri) karena perannya yang sangat fundamental dalam pembangunan dan perkembangan berbagai sektor industri lainnya. Istilah ini muncul karena baja menjadi bahan baku utama dan fondasi infrastruktur bagi hampir semua sektor industri modern.
Alasan mengapa baja dijuluki Mother of Industry:
1. Digunakan di hampir semua industri
Baja adalah material penting dalam:
- Konstruksi (gedung, jembatan, jalan)
- Otomotif (kerangka kendaraan)
- Perkapalan dan penerbangan
- Peralatan mesin dan alat berat
- Energi (pipa, pembangkit listrik)
- Infrastruktur kereta api dan rel
2. Tulang punggung revolusi industri
Sejak Revolusi Industri, baja menggantikan besi sebagai bahan utama karena lebih kuat, fleksibel, dan tahan lama. Produksi massal baja (misalnya dengan metode Bessemer) mendorong ekspansi industri secara besar-besaran di Eropa dan Amerika.
3. Indikator kesehatan ekonomi
Produksi dan konsumsi baja sering digunakan sebagai indikator aktivitas ekonomi suatu negara. Negara dengan industri baja yang kuat cenderung memiliki sektor manufaktur dan konstruksi yang berkembang.
4. Bahan dasar untuk pembangunan infrastruktur
Tanpa baja, tidak akan ada gedung pencakar langit, pelabuhan modern, rel kereta cepat, atau jembatan raksasa. Pembangunan fisik negara sangat bergantung pada ketersediaan baja.
5. Menopang industri hilir
Industri baja adalah hulu dari banyak industri hilir lain, seperti otomotif, perkapalan, pertanian (alat dan mesin), hingga alat rumah tangga.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
