
Dunia Maya Makin Kejam: Ini 10 Kejahatan Keuangan Paling Merugikan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejahatan di sektor keuangan makin canggih. Dengan meningkatnya kasus kejahatan keuangan, baik individu maupun pelaku usaha dituntut untuk lebih serius dalam mengamankan sistem siber serta menjaga kewaspadaan.
Perkembangan teknologi, selain dapat membawa kemudahan besar bagi transaksi keuangan juga menjadi celah bagi kriminal untuk melakukan aksi mereka.
Di tengah banyaknya ancaman kejahatan keuangan siber yang terus berkembang, kejahatan apa yang menimbulkan kerugian terbesar?
Dilansir dari Visualcapitalist, berikut adalah daftar kejahatan keuangan paling merugikan pada tahun 2024 menurut jumlah laporan kejahatan keuangan yang dilaporkan oleh Biro Investasi Federal (FBI).
Kejahatan keuangan secara mengkhawatirkan mencatatkan angka kerugian yang amat besar. Pada 2024 saja, terdapat 859.532 pengaduan kejahatan keuangan kepada FBI, melaporkan kerugian sebesar $16,6 miliar, naik sebesar 33% dari tahun 2023.
Mirisnya, dari statistik tersebut terdapat 147.127 pengaduan yang dilakukan oleh lansia berusia 60 tahun ke atas dengan total kerugian sebesar $4,8 miliar.
Dari skema Ponzi hingga penipuan kripto, penipuan investasi telah lama menjadi sorotan. Tidak mengherankan bahwa kategori ini menjadi kejahatan keuangan paling merugikan pada tahun 2024, di mana penipu berhasil meraup kerugian sebesar $6,6 miliar.
Skema phishing melalui email penipuan yang mencoba mencuri informasi pribadi atau bisnis menempati posisi kedua, dengan kerugian total $2,8 miliar pada 2024. Menyusul di posisi ketiga adalah penipuan dukungan teknis, yaitu sebuah skema di mana penjahat meyakinkan korban bahwa perangkat mereka terinfeksi malware. Skema ini menghasilkan $1,5 miliar pada 2024.
Di posisi ke-lima, terdapat jenis kejahatan pelanggaran data pribadi yang menimbulkan kerugian besar, yakni mencapai $1,5 miliar pada tahun 2024. Kemudian skema penipuan pembayaran di mana seseorang sengaja melakukan pembayaran yang akan gagal menimbulkan kerugian $785 juta.
Sementara itu, penipuan kepercayaan atau romantis, di mana penipu membangun kepercayaan melalui hubungan palsu untuk mencuri uang atau barang berharga, menyebabkan kerugian $672 juta.
Tak disangka, ternyata penipuan peniruan identitas pemerintah dan pelanggaran data lainnya berada di peringkat lebih rendah dalam daftar. Dua jenis penipuan ini menempati peringkat ketujuh dan kedelapan dengan kerugian masing-masing $405 juta dan $366 juta.
Apa yang mendorong lonjakan kejahatan keuangan?
Ada berbagai faktor yang berperan kenaikan ini, mulai dari ketegangan geopolitik hingga rantai pasokan yang rapuh. Namun, salah satu ancaman terbesar yang muncul adalah penggunaan AI oleh pelaku kejahatan, termasuk gambar dan video deepfake.
Faktanya, penyalahgunaan AI dan teknologi modern lainnya telah memberikan peluang lebih besar kepada pelaku kejahatan untuk menipu korbannya dengan cara-cara baru dan mendorong peningkatan skema penipuan dan pencucian uang, seperti transaksi tanpa tujuan atau di luar pola normal.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
