
Kuota Haji Dihilangkan, Negara Mana Paling Merugi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Arab Saudi dikabarkan akan menghilangkan kuota haji di musim haji yang akan datang. Langkah ini diambil untuk meningkatkan jumlah jamaah sehingga pemasukan bertambah.
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar mengatakan bahwa konsultan yang digunakan oleh Pemerintah Arab Saudi adalah konsultan orang-orang terkenal dari Amerika, membuat pengelolaan haji semakin berorientasi kepada peningkatan pemasukan yang sebesar-besarnya.
"Saudi Arabia ini sekarang pendekatannya juga sangat apa ya, katakanlah bisnis oriented ya, konsultannya juga adalah konsultan dari orang-orang yang terkenal dari Amerika dan ini juga menghitung betul bagaimana memungut dana sebesar-besarnya melalui potensi strategis dari potensi geografis yang dimiliki Saudi Arabia," ujar Nasaruddin dalam acara State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report di Gedung Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (8/7/2025).
"Karena itu juga musim haji yang akan datang itu juga tidak... kemungkinannya, tidak akan dibatasi," tegasnya.
![]() MECCA, SAUDI ARABIA - JULY 10: An aerial view of the Kaaba in Mecca, Saudi Arabia on July 10, 2022. Approximately a million Muslims visited the Kaaba to fulfill the Hajj pilgrimage this year. (Photo by Ashraf Amra/Anadolu Agency via Getty Images) |
Sebagai catatan, tiap tahun, pemerintah melalui Kementerian Agama akan mengumumkan kuota haji setelah menandatangani kesepakatan penyelenggaraan ibadah haji.
Pada 2024 kuota haji yang diberikan Pemerintah Arab Saudi untuk Indonesia sempat mencapai angka tertinggi, yakni 241 ribu orang yang terdiri dari 213 ribu jemaah reguler dan 27,6 ribu jemaah khusus.
Sementara itu, pada tahun ini kuotanya berkurang menjadi 221 ribu jemaah. Rinciannya, ada 203.320 jemaah reguler dan 17.680 merupakan jemaah haji khusus.
Indonesia secara konsisten menjadi negara dengan kuota jemaah haji terbanyak di dunia.
Dalam kuota jamaah haji tahun ini, Pakistan menyusul di posisi kedua dengan 180.000 jamaah, lalu India dengan kuota 175.000 jamaah. Ketiga negara ini secara konsisten menjadi pengirim jemaah terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Penetapan kuota dilakukan berdasarkan jumlah populasi Muslim di setiap negara dengan mempertimbangkan kapasitas layanan ibadah di Tanah Suci.
Kuota haji sering mengalami perubahan, meskipun di beberapa tahun cenderung menunjukkan angka yang konstan. Pada masa Covid-19 (tahun 2020), kuota haji dipangkas setengah dari tahun sebelumnya menjadi 100,051 jamaah, kemudian kembali naik di tahun 2021.
Kenaikan juga terlihat di tahun 2024 sebanyak 20.000 jamaah dari tahun sebelumnya, kemudian kembali menurun menjadi 221.000 di tahun 2025 ini.
Kendati kuotanya sangat besar, waktu tunggu jamaah haji Indonesia masih puluhan tahun.
Dilansir dari Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, waktu tunggu haji di tahun 2024 banyak yang mencapai lebih dari 28 tahun di berbagai provinsi. Jamaah dari Kalimantan Selatan contohnya, yang harus menunggu selama 38 tahun sebelum bisa berangkat haji.
(mae/mae)
