Newsletter

Tarif Trump Masih Sengit & The Fed Tak Jelas, Rupiah Sanggup Bangkit?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
10 July 2025 06:14
Gubernur Bank Sentral AS (The Fed)
Foto: Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell (REUTERS/Al Drago)
  • Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam, IHSG menguat sementara rupiah melemah
  • Wall Street pesta pora dan mencetak rekor baru
  • Negoisasi dagang, risalah FOMC dan data ekonomi akan menjadi penggera pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air  kembali bergerak tak senada. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau, sementara pergerakan rupiah terhadap dolar AS justru harus berada di zona pelemahan.

Masa negosiasi tarif antara beberapa negara termasuk Indonesia kepada mitra dagangnya Amerika Serikat (AS) hingga pestanya saham-saham IPO menjadi katalis pendorong IHSG pada perdagangan kemarin.

Penantian rapat Federal Open Market Committee (FOMC) hingga kabar pungutan ekspor batubara dan emas akan menjadi sentimen pasar hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan kemarin, Rabu (9/7/2025) ditutup menguat 0,57% di level 6.943,92. Kenaikan ini menjadi penguatan IHSG selama tiga hari beruntun.

Sebanyak 379 saham naik, 218 turun, dan 367 tidak bergerak. Nilai transaksi hingga akhir sesi II mencapai Rp 10,19 triliun yang melibatkan 25,47 miliar saham dalam 1,06 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun terkerek naik jadi Rp 12.271 triliun. Asing masih mencatat net sell sebesar Rp 367,14 miliar pada perdagangan kemarin.

Mengutip Refinitiv, properti menjadi sektor yang paling agresif dengan kenaikan 5,1%. Hal ini seiring dengan melesatnya saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) sebesar 11,27% menjadi 13.575.

Saham PANI tercatat sudah reli panjang sejak pekan lalu. Dan perdagangan kemarin merupakan kenaikan harian tertinggi saham PANI.

Adapun penggerak utama IHSG pada perdagangan kemarin adalah saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang menyumbang 11,85 indeks poin. Saham emiten Salim tersebut naik 4,79% ke level 8.750.

Kenaikan IHSG juga didorong oleh euforia saham-saham IPO yang ditunggu investor. Dua saham IPO yang listing pada perdagangan kemarin, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) langsung melesat hingga menyentuh auto reject atas (ARA) begitu melantai perdana di Bursa.

CDIA menjadi saham yang cukup atraktif pada perdagangan kemarin. Total antrean beli di saham Prajogo Pangestu tersebut mencapai 36,18 juta lot di harga ARA atau 256.

Menurut sejumlah analis, pasar keuangan Indonesia masih akan dibayangi oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Kebijakannya yang berubah-ubah bisa menjadi sentimen negatif bagi pasar.

Sementara itu, IHSG tengah berada di area konsolidasi usai tren penurunan secara minor trend. Hal ini memberikan peluang IHSG dapat menuju bullish trend usai keluar dari zona konsolidasi. Harapan negosiasi RI terhadap tarif yang ditetapkan Presiden Trump bisa menjadi katalis positif bagi pasar keuangan RI.

Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu (9/7/2025) ditutup pada posisi Rp 16.240/US$1 atau melemah 0,25%.

Rupiah melemah seiring dengan naiknya ketidakpastian global akibat dari kebijakan tarif terbaru dari Presiden AS Donald Trump. Trump diketahui mengirimkan surat resmi kepada sejumlah negara mitra dagang AS. Dalam surat tersebut, Trump memperingatkan bahwa negara-negara tersebut akan dikenai tarif impor yang lebih tinggi dalam waktu dekat apabila kesepakatan dagang tidak segera tercapai.

Namun menurut Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Senior Sucor Sekuritas, rupiah justru memiliki ruang untuk menguat dalam jangka menengah. Pelemahan dolar AS, meningkatnya yield US Treasury, serta stabilitas ekonomi domestik menjadi kombinasi positif bagi rupiah.

Mikail juga memperkirakan bahwa hingga akhir tahun, nilai tukar rupiah masih berpeluang terapresiasi hingga menyentuh level Rp15.500/US$1.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Rabu (9/7/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun terpantau menguat 0,27% di level 6,582%. Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kompak menguat pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Indeks S&P 500 menguat setelah Nvidia mencapai tonggak sejarah penting dan para investor memantau perkembangan terbaru terkait tarif dari Presiden Donald Trump.

S&P menguat 0,61%, mengakhiri sesi di 6.263,26, sementara Nasdaq Composite melonjak 0,94% dan mencetak rekor penutupan baru di 20.611,34. Dow Jones Industrial Average menanjak 217,54 poin, atau 0,49%, ditutup pada 44.458,30.

Saham Nvidia naik 1,8% setelah raksasa chip tersebut mencapai kapitalisasi pasar sebesar US$4 triliun, menjadi perusahaan pertama yang menembus angka tersebut.

Saham teknologi besar lainnya juga menguat termasuk Meta Platforms, Microsoft, dan Alphabet menandakan kembalinya selera investor terhadap tema kecerdasan buatan (AI).

Pergerakan pasar ini terjadi meskipun ada berita tarif terbaru dari Trump yang tampaknya dianggap sepele oleh para pelaku pasar.

Pada Rabu, Trump mengirim surat yang menetapkan tarif baru atas barang-barang dari setidaknya enam negara tambahan, termasuk Filipina dan Irak.

Ini menyusul surat-surat sebelumnya yang dikirim awal pekan ini kepada 14 negara lain, termasuk Korea Selatan dan Jepang, yang juga menetapkan tarif baru.

Pada i Selasa, Trump menulis di Truth Social bahwa tidak akan ada perubahan atau perpanjangan waktu terhadap serangkaian tarif yang ia umumkan minggu ini. Tarif baru tersebut berkisar antara 20% hingga 40% dan akan mulai berlaku pada 1 Agustus.

Trump pada Selasa juga mengumumkan tarif 50% untuk impor tembaga, dan mengisyaratkan bahwa tarif sektor lain juga akan segera diumumkan.

Dia bahkan mengancam akan memberlakukan tarif hingga 200% untuk obat-obatan yang diimpor ke AS, namun mengatakan akan memberi waktu sekitar satu hingga satu setengah tahun sebelum tarif itu mulai berlaku.

"Pasar tampaknya mengabaikan ancaman tarif ini dan mengasumsikan bahwa masih ada ruang untuk kesepakatan dan negosiasi," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird, dalam wawancara dengan CNBC International.

"Saya rasa penundaan tenggat waktu hingga 1 Agustus dan sesekali komentar bahwa tenggat itu mungkin saja diperpanjang lebih jauh menunjukkan adanya keinginan untuk bernegosiasi, dan pasar jelas akan terus bergerak positif sampai terbukti sebaliknya." Imbuhnya.

Pergerakan IHSG diperkirakan akan kembali melaju di zona penguatan. Lantaran ramainya transaksi saham-saham IPO masih dapat mendorong penguatan IHSG di sepanjang pekan ini. Positifnya penjualan ritel RI juga mampu mendorong penguatan pasar keuangan lantaran hal ini memberikan tanda bahwa sudah ada perbaikan daya beli masyarakat terutama di kebutuhan pokok.

Akan tetapi pasar juga masih harus mencermati hasil dari rapat FOMC Minutes hingga perkembangan negoisasi dagang. Menghijaunya Wall Street diharapkan bisa menjadi sentimen positif pasar hari ini.

Penjualan Ritel RI Akhirnya Positif

Penjualan Ritel Indonesia pada periode Mei 2025 akhirnya berada di zona positif. Penjualan Ritel Indonesia yang dihitung menggunakan Indeks Penjualan Riil (IPR) untuk bulan Mei 2025 menunjukkan pertumbuhan 1,9% secara tahunan (yoy) yang naik jika dibandingkan -0,3% pada bulan sebelumnya dan lebih baik dari prakiraan 0,3%.

Angka positif ini didukung oleh pertumbuhan kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta barang budaya dan rekreasi, yang masing-masing tumbuh sebesar 4,0% (yoy) dan 4,7% (yoy), seperti dilansir oleh Bank Indonesia.

Beberapa kelompok lain juga mencatat pertumbuhan positif, seperti bahan bakar kendaraan bermotor yang tumbuh 5,3% (yoy) dan suku cadang serta aksesori 1,6% (yoy).
Sementara itu, terjadi kontraksi pada subkelompok sandang sebesar 0,3% (yoy) dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya sebesar 5,8% (yoy).

Penjualan Mobil Masih Lesu

Kabar buruk masih menyelimuti sektor otomotif. Terpantau pada semester I 2025, Penjualan retail mobil baru masih lesu, bahkan mengalami penurunan dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat retail atau penjualan langsung ke konsumen pada Januari hingga Juni 2025 berjumlah 390.467 unit, turun 9,7% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin.

Sementara wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer anjlok 8,6% menjadi 374.740 unit, dari sebelumnya mencapai 410.020 unit.

Penurunan lebih tajam terlihat pada periode Juni 2025 yang retailnya mencapai 61.647 unit, namun pada Juni 2024 para anggota Gaikindo berhasil mengemas penjualan sebanyak 70.290. Sedangkan wholesales turun 22,6% dari 74.618 unit pada Juni 2024 menjadi 57.760 unit pada Juni 2025.

Secara bulanan yakni Mei dibanding Juni 2025, wholesales mobil nasional juga mengecil menjadi 57.760 unit, padahal sebelumnya atau Mei berjumlah 60.612 unit.

Penjualan hanya meningkat berdasarkan pencapaian retail Juni dengan kenaikan penjualan hanya 340 unit dibanding Mei 2025.

Pihak Gaikindo telah memberi pernyataan dan mengakui jika kondisi pasar otomotif saat ini tidak baik-baik saja. Ekonomi dirasa belum membaik yang mempengaruhi daya beli konsumen terhadap produk otomotif, terutama mobil.

Saham IPO Jadi Penggerak Pasar

Kehadiran saham-saham IPO yang telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi salah satu katalis penggerak IHSG di zona hijau.

Terpantau tiga saham IPO menjadi salah satu penopang IHSG pada perdagangan kemarin Rabu (9/7/2025), yang dimana tercatat transaksi IHSG mencapai Rp10,49 triliun, sementara kenaikan tiga saham IPO berhasil memiliki market cap hingga Rp3,8 triliun yang berhasil menyumbang kenaikan IHSG sebesar 36%.

Hari ini, bursa juga kembali akan dimeriahkan oleh kehadiran tiga emiten baru yakni  PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK), PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG), PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI), dan PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI).

Keempat perusahaan bergerak di sektor berbeda sehingga diharapkan menarik investor yang berbeda pula.

RI Melanjutkan Negosiasi Dagang

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto akan bertemu dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Howard Lutnick, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, serta perwakilan dagang AS atau United States Trade Representative (USTR), Jamieson Greer pada pekan ini. Hal itu dilakukan untuk merespon keputusan Trump mengenakan tarif impor RI 32%
Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto tidak dapat memastikan kapan Airlangga akan bertemu dengan ketiga pihak tersebut.

Namun, Haryo mengatakan kemungkinan pertemuan itu akan berlangsung 1 hingga 3 hari lagi, karena Airlangga dijadwalkan untuk mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam lawatan ke Brussel, Belgia, minggu depan.

Pengusaha Indonesia banyak yang menyuarakan keberatan terhadap tarif Trump. Terlebih, sektor padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT) dapat menjadi sektor yang paling terdampak dari tarif resiprokal. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdhani menyoroti sektor TPT menjadi yang paling terdampak dari kebijakan tarif resiprokal Trump.

"Sektor padat karya akan menghadapi tekanan yang cukup besar akibat kebijakan tarif, karena sektor ini memiliki pangsa ekspor yang besar seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furniture, dan mainan anak," ujar Shinta kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/7/2025).

FOMC Minutes

The Fed merilis risalah FOMC Meeting pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Risalah ini adalah hasil sidang FOMC bulan ini di mana The Fed menahan suku bunga di 4,25-4,50%.

Risalah pertemuan 17-18 Juni yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan sebagian besar mengambil posisi menunggu dan melihat untuk langkah suku bunga berikutnya. Pertemuan itu diakhiri dengan keputusan bulat oleh anggota FOMC untuk mempertahankan suku bunga acuan pinjaman di kisaran 4,25%-4,5%, yang telah berlaku sejak Desember 2024.

Namun, risalah itu juga mengungkap adanya perbedaan pandangan yang semakin besar mengenai arah kebijakan ke depan.

"Sebagian besar peserta menilai bahwa penurunan kisaran target suku bunga dana federal tahun ini kemungkinan akan tepat," kata risalah tersebut.

Pejabat The Fed melihat tekanan inflasi akibat tarif sebagai sesuatu yang sementara dan moderat. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi dan perekrutan tenaga kerja bisa melemah.

Namun, seberapa jauh pemangkasan suku bunga akan dilakukan masih menjadi perdebatan.

Pandangan berkisar dari beberapa pejabat yang mengatakan bahwa pemangkasan bisa terjadi secepat bulan ini, hingga "sebagian" yang berpandangan bahwa tidak perlu ada pemangkasan sama sekali tahun ini.

Meskipun risalah tidak menyebutkan nama, Gubernur The Fed Michelle Bowman dan Christopher Waller sebelumnya menyatakan bahwa mereka bisa mendukung pemangkasan suku bunga pada pertemuan 29-30 Juli jika inflasi tetap terkendali.

Pada saat yang sama, beberapa pejabat menyatakan bahwa suku bunga saat ini mungkin tidak jauh dari tingkat netral, artinya hanya akan ada sedikit penurunan. Para pejabat ini mencatat bahwa inflasi masih berada di atas target 2% meski ekonomi tetap tangguh

Dalam pertemuan itu, para pejabat memperbarui proyeksi pemangkasan suku bunga mereka: dua kali pada tahun ini dan tiga kali lagi dalam beberapa tahun ke depan. Namun, grafik titik (dot plot) yang menggambarkan pandangan individu anggota menunjukkan adanya perbedaan pandangan mengenai seberapa banyak pemangkasan akan dilakukan.

Negosiasi Dagang, Brasil Dikenakan Tarif 50%

Presiden Donald Trump pada Rabu mengirim surat yang menetapkan tarif baru AS terhadap impor dari sedikitnya tujuh negara tambahan, mempertegas pendekatan agresifnya dalam merombak hubungan dagang global AS.

Surat-surat terbaru, yang diungkap Trump melalui cuplikan unggahan di Truth Social, dikirimkan kepada para pemimpin dari Filipina, Brunei, Moldova, Aljazair, Irak, Libya, dan Sri Lanka.

Trump telah mengisyaratkan pengumuman ini pada Selasa malam, dengan menulis di media sosial bahwa ia akan "merilis sedikitnya 7 negara" pada Rabu pagi dan "beberapa negara tambahan" di sore harinya. Dengan demikian sudah ada 21 surat yang dikirim Trump.

Tingkat tarif untuk 21 negara yang menjadi target sejauh ini berkisar antara 20% hingga 40%. Dalam suratnya, disebutkan bahwa AS akan mungkin mempertimbangkan untuk menyesuaikan level tarif baru ini, tergantung pada hubungan kedua negara.

Surat-surat tersebut juga menyatakan bahwa tarif yang ditetapkan saat ini masih jauh lebih kecil dari yang diperlukan untuk menghapus kesenjangan defisit perdagangan.

Yang mengejutkan, Trump akan memberlakukan tarif 50% atas impor dari Brasil mulai 1 Agustus 2025. Kenaikan ini berasal dari tarif sebelumnya yang hanya 10% (diberlakukan April).

Trump mengklaim Brasil menyebabkan defisit perdagangan besar dan merugikan keamanan nasional AS meski data USTR menunjukkan AS malah surplus $7,4 miliar pada 2024 dengan Brasil.

Dia juga menuduh Brasil menyerang prinsip Pemilu Bebas dan Kebebasan Berekspresi.

Inflasi China Naik Tipis, Tidak Dengan Produsennya

Indeks Harga Konsumen (IHK) China naik atau mengalami inflasi 0,1% secara tahunan (yoy) pada Juni 2025.

Sementara itu, secara bulanan, IHK turun atau deflasi sebesar 0,1% (mtm).

Sebaliknya, Indeks Harga Produsen (PPI), yang melacak harga di gerbang pabrik, deflasi 3,6% pada Juni dari tahun sebelumnya, dengan penurunan sebesar 0,4% per bulan. Selama periode Januari hingga Juni, PPI turun sebesar 2,8% (yoy).

Penurunan PPI dapat dikaitkan dengan penurunan harga musiman di sejumlah industri manufaktur bahan baku domestik, harga energi yang lebih rendah didorong oleh peningkatan pembangkitan tenaga surya, angin, dan air, serta tekanan harga yang dihadapi beberapa sektor yang berorientasi ekspor, menurut ahli statistik NBS Dong Lijuan seperti dikutip oleh laporan media China.

Adapun, pertumbuhan ekspor China menunjukkan ketahanan dalam beberapa bulan terakhir, meskipun kebijakan tarif AS yang tidak menentu mengganggu perdagangan global. Ekspor China secara keseluruhan naik 4,8% pada bulan Mei dan 8,1% pada bulan April, berkat lonjakan pengiriman ke negara-negara Asia Tenggara yang sebagian besar mengimbangi penurunan jumlah barang yang dikirim ke AS.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

  • Komisi VI DPR menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan PT Agrinas Jaladri Nusantara, PT Agrinas Pangan Nusantara, dan PT Agrinas Palma Nusantara di ruang rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

  • Komisi V DPR menggelar Rapat Kerja dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman di ruang rapat Komisi V DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

  • Komisi V DPR menggelar Rapat Kerja dengan para mitra kerja di ruang rapat Komisi V DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

  • Komisi III DPR menggelar Rapat Kerja dengan Ketua KPK, Kepala PPATK, dan Kepala BNN di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

  • Pencatatan Perdana Saham CHEK, BLOG, MERI, PMUI di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan.

  • PT Bank Jtrust Indonesia berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Keuangan melakukan penataan kawasan Lapangan Banteng dan Gedung A.A Maramis di Jakarta Pusat.

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw) Next Article Hari Penentuan! BI Umumkan Keputusan Genting Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular