Pemilik Emas Jangan Bersedih Lagi, Kabar Ini Bisa Buat Anda Tenang

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
04 July 2025 14:51
emas gold
Foto: emas gold

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas ambruk pada perdagangan kemarin. Namun, optimisme tidak pernah menguap dari logam mulia.

Optimisme pelaku pasar terhadap harga emas masih kuat. Sejumlah group perbankan dan jasa keuangan multinasional telah memproyeksikan emas masih akan bullish dalam satu tahun ke depan. Hal ini dapat mendorong semakin tinggi permintaan terhadap safe haven.

Pada perdagangan kemarin, Kamis (3/7/2025), harga emas dunia jatuh 0,92% di level US$3.326,31 per troy ons. Penurunan ini mematahkan kenaikan emas selama tiga hari beruntun pada perdagangan sebelumnya.

Kendati melemah kemarin, harga emas masih bersinar tahun ini. Di sepanjang tahun 2025, harga emas telah melesat 27% di level US$3.330,2 hingga perdagangan intraday hari ini, Jumat (4/7/2025).

Harga emas spot sempat mencapai rekor tertinggi intraday di US$ 3.500,05 yang tercipta pada 22 April 2025.

Masih bersinarnya harga emas diramal banyak bank.

HSBC telah menaikkan perkiraan harga emas rata-rata untuk dua tahun ke depan. Perubahan proyeksi ini sejalan dengan meningkatnya risiko geopolitik dan permintaan investor yang kuat terhadap emas batangan.

HSBC kini memperkirakan rata-rata harga emas akan ada di US$3.215 per troy ons pada  2025 dan US$3.125 per troy ons pada 2026, naik dari perkiraan sebelumnya masing-masing US$3.015 per troy ons dan US$2.915 per troy ons.

Prospek yang diperbarui mencerminkan pandangan optimis tentang peran emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global.

"Kami mengantisipasi kisaran perdagangan yang luas dan fluktuatif sebesar US$3.600 hingga US$3.100 per troy ons untuk sisa tahun ini dan harga akhir tahun sebesar US$3.175 per troy ons untuk tahun 2025 dan US$3.025 per troy ons untuk tahun 2026," menurut catatan HSBC.

Analis HSBC mencatat bahwa pembelian emas oleh bank sentral akan menurun jika  terjadi reli lebih lanjut di atas US$3.300 per troy ons dan dapat meningkat jika emas terkoreksi mendekati US$3.000 per troy ons.

Di sisi fisik, HSBC mengatakan kenaikan harga emas lebih lanjut di atas US$3.500 per troy ons dapat menyebabkan berkurangnya permintaan di pasar perhiasan, koin, dan batangan kecil, terutama di negara-negara seperti India dan China.

Goldman Sachs baru-baru ini menyuarakan sikap optimis yang serupa, memperkirakan emas akan mencapai US$3.700 per troy ons pada akhir tahun dan US$4.000 per troy ons pada pertengahan tahun 2026, dengan potensi kenaikan hingga US$4.500 per troy ons dalam skenario risiko ekstrem.

Goldman juga memperkirakan emas akan terus mengungguli perak, yang tertekan akibat melemahnya permintaan industri, khususnya di sektor surya China.

Adapun sebelumnya, JP Morgan memperkirakan harga emas akan melewati tonggak sejarah US$4.000 per troy ons tahun depan, menyusul meningkatnya kemungkinan resesi di tengah meningkatnya tarif AS dan perang dagang AS-China yang sedang berlangsung.

Bank tersebut sekarang memperkirakan harga emas akan mencapai rata-rata US$3.675 per troy ons pada kuartal IV 2025, dalam perjalanan menuju di atas US$4.000 per troy ons pada kuartal kedua 2026, dengan risiko condong ke arah melampaui perkiraan ini sebelumnya jika permintaan melampaui ekspektasinya.

"Yang mendasari perkiraan kami untuk harga emas yang menuju US$4.000 per troy ons tahun depan adalah permintaan emas investor dan bank sentral yang terus kuat dengan rata-rata sekitar 710 ton per kuartal secara bersih tahun ini," catat bank tersebut.

Sementara itu diperkirakan harga emas akan bertahan di level tinggi pada bulan ini. Terdapat beberapa poin kenapa harga emas diperkirakan akan naik di sepanjang bulan Juli 2025, berikut catatan CNBC Indonesia Research.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation