
Harga Batu bara Tumbang Setelah Naik Gila-gilaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara akhirnya tumbang setelah empat hari terbang. Namun, outlook ke depan diperkirakan masih cerah.
Merujuk Refinitiv, harga batu bara ditutup di posisi US$ 112,5 per ton atau anjlok 1,32% pada perdagangan Kamis (3/7/2025). Pelemahan ini memutuskan kinerja impresif batu bara. Sebelumnya, harga batu bara naik empat hari beruntun dengan melonjak 7,4%.
Pelemahan harga batu bara disebabkan oleh aksi profit taking investor yang sudah ambil untung selama empat hari.
Kendati melemah, outlook batu bara diramal masih positif ke depan, dipicu oleh kenaikan permintaan serta kebijakan di Amerika Serikat (AS).
Rancangan Undang-Undang (RUU) Pajak yang baru saja disetujui senat AS memberi angin segar bagi industri batu bara dengan subsidi langsung dan pemangkasan insentif energi bersih. Versi Senat bahkan memperkuat posisi batu bara lebih jauh dibanding versi DPR, dengan menambahkan insentif pajak khusus untuk produsen batu bara.
RUU ini juga menurunkan tarif royalti batu bara. Secara keseluruhan, kebijakan ini menggeser arah kebijakan energi federal AS dengan memperkuat produksi energi fosil, namun mengorbankan investasi di sektor energi bersih.
Kabar baik lainnya, lalu lintas pengiriman laut menunjukkan adanya aktivitas permintaan terhadap batu bara.
Permintaan batu bara dunia tetap tinggi meski ada tekanan transisi energi. Hal ini tercermin dari pengapalan batu bara (dry bulk). Kenaikan terutama dari negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
