Ini 10 Kasino Terbesar di Dunia: Tetangga RI Menguasai

Jakarta, CNBC Indonesia- Sejarah seperti hendak berulang. Setelah lebih dari 50 tahun sejak kasino terakhir dilegalkan di Indonesia oleh Gubernur Ali Sadikin demi membangun Jakarta, kini wacana serupa kembali bergulir.
Pemicunya datang dari Kompleks Parlemen. Dalam rapat kerja antara Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan dan Komisi XI DPR RI pada 8 Mei lalu, Galih Kartasasmita dari Fraksi Golkar mengusulkan agar Indonesia mulai mempertimbangkan membuka kasino legal mengikuti jejak Uni Emirat Arab yang lebih dulu out of the box.
Kasino disebut-sebut sebagai alternatif sumber pendapatan negara non-pajak (PNBP). Namun, jika kelak betul-betul ada kasino resmi di Tanah Air, pertanyaannya bukan hanya "di mana", tapi juga: sebesar apa?
Karena jika berkaca ke luar negeri, skala kasino terbesar dunia sudah bukan soal gedung berisi mesin slot dan meja roulette semata. Ia telah menjelma menjadi megaproyek hiburan, hotel, dan konser raksasa.
Lantas, seberapa besar sebenarnya kasino-kasino terbesar di dunia?
Jika melihat daftar di atas, mayoritas kasino terbesar di dunia kini bukan sekadar tempat berjudi. Mereka menawarkan konser musisi kelas dunia, area belanja premium, hingga fasilitas MICE (meeting, incentive, convention, exhibition).
Misalnya, Venetian Macau pernah menjadi tuan rumah konser Beyoncé dan Celine Dion, sementara WinStar di AS rutin menggelar pertunjukan komedi hingga pertunjukan Santana.
Tak hanya megah dari segi fisik, skala ekonominya pun luar biasa. Venetian Macau misalnya, tercatat memiliki 800 meja judi dan 3.400 mesin slot. Belum lagi 3.000 kamar hotel yang menyokong bisnis pariwisata setempat.
Bandingkan dengan wacana kasino Indonesia yang belum memiliki blueprint skala maupun konsep yang jelas.
Indonesia mungkin tengah mencari cara-cara baru untuk memperluas basis pendapatan negara. Namun jika ingin menjajal arena kasino, harus lebih dulu dijawab
Kita ingin kasino yang seperti apa?
Hanya ruangan kecil berskala lokal? Atau megaproyek bak Venetian yang bisa bersaing di level global?
Sebab jika tidak sebesar itu, penting untuk menimang seberapa besar risikonya dari manfaatnya.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)