Telkom Cetak Laba Rp23,6 T, Intip Potensi Dividennya

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
21 April 2025 11:30
FILE PHOTO: The logo of PT Telekomunikasi Indonesia is seen at the PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) branch office in Jakarta, Indonesia, June 16, 2016. Picture taken June 16, 2016. REUTERS/Beawiharta/File Photo                      GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD         SEARCH GLOBAL BUSINESS FOR ALL IMAGES?
Foto: REUTERS/Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan telekomunikasi raksasa pelat merah RI, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berhasil mencetak laba bersih Rp23,64 triliun pada sepanjang 2024. Dari nilai itu sebagian bisa dialokasikan sebagai dividen dengan cuan atraktif.

Menilik secara historis, sejak 2013 TLKM tak pernah absen bagi dividen dan rata-rata selama lima tahun yield yang bisa diberikan mencapai 5,47%. Angka ini cukup ciamik dibandingkan return deposito bank umum yang ditanggung Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di kisaran 4%.

Sepanjang tahun lalu, TLKM mencetak laba Rp23,64 triliun, apabila diasumsikan payout ratio seperti tahun buku 2023 sekitar 75% maka akan mengimplikasikan potensial dividen per lembar senilai Rp179,04.

Dari situ bisa kita bandingkan terhadap harga saham untuk mendapatkan peluang imbal hasil yang didapatkan. Jika mengacu pada data harga saham per Senin hari ini (21/4/2025) di Rp2.520 per lembar, cuan yang akan didapat potensi mencapai 7,10%.

Pembahasan soal dividen ini kemudian rencananya akan dibahas di Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2025 mendatang.

Sebagai catatan, pada sepanjang kuartal IV/2024 lalu TLKM berhasil meraih laba sebesar Rp5,9 triliun, naik 18% secara tahunan (yoy), sementara secara kuartalan (QoQ) 1%.

Nilai itu kemudian mengakumulasi laba bersih sepanjang tahun lalu sebanyak Rp23,64 triliun, mengalami penurunan 3,7% yoy.

Adapun untuk top line pada kuartal akhir tahun lalu mencatat pertumbuhan positif sebesar 2,2% QoQ menjadi Rp37,74 triliun. Sehingga, secara akumulasi sepanjang 12 bulan tahun lalu pendapatan TLKM naik 0,5% yoy menjadi Rp150 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

 

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation